Mungkin ada yang pernah tahu dengan freakonomic? Salah satu buku yang ditulis oleh ekonom asing muda, buku ini pernah diterbitkan oleh Gramedia Pustaka. Isinya, menyangkut relasi-relasi dalam ekonomi tapi relasi-relasi yang udah jauh, seperti mencoba menjawab pertanyaan: “Apa persamaan antara guru dan pegulat sumo”, atau “Mengapa pengedar narkotika masih tinggal dengan ibunya?”. Nyeleneh bukan? Tapi bukunya jadi buku best seller.
Nah saya coba-coba cari relasi antara nama-nama tokoh politik dan sebutannya masing-masing….
Bukan dari kerangka ekonomi, tapi hasil pengamatan sederhana.
SBY-JK. Dulu sebenarnya SBY ini sudah terkenal untuk sebutan salah satu kota besar di tanah air tercinta ini, Surabaya. Tampaknya sekarang orang lebih kenal S.B.Y untuk presiden kita saat ini dibandingkan untuk Surabaya. Dan juga suatu kebetulan sekali bukan, kalo SBY-JKT itu juga adalah singkatan dari dua kota terbesar di tanah air dan dua orang pemimpin di tanah air, tapi berhubung SBY itu nomor satu maka yang menjadi wakil kehilangan t-nya, jadilah itu SBY-JK.
Wah, kalau di luar negeri itu ada juga yang akronim tiga angka, J.F.K., di Indonesia ada juga, tapi malah F-nya hilang sehingga yang tinggal adalah J.K. Nah, mungkin sudah aturan Tuhan sehingga dua nama ini pas dan kebetulan juga bermanfaat bagi para wartawan biar mudah dibaca dan menghemat tinta, menghemat space juga, sehingga di headline surat kabar sering kita baca: “SBY- JK menghadiri rapat …..”,atau ” SBY-JK mengucapkan bela sungkawa…” dll. Enak bukan buat nyebutinnya? Dan menghemat space bukan?
Vote Foke!!
Dulu sering baca di majalah Tempo (versi cetak) ada yang namanya Foke ikutan kampanye di Jakarta. Nah Foke ini juga asyik sekali untuk disebut, bisa dengan semangat menyerukan Vote Foke! ( hal ini dalam benak saya dulu). Artinya itu pilihlah Foke! Vote Foke! Ya… paling tidak bagi lapisan masyarakat yang ngerti apa itu Vote Foke. Vote Foke! Pilih Foke! Pilih Fauzi Bowo! Kira-kira seperti itulah…
Dan pak Fauzi sekarang jadi gubernur JKT. Selamat bertugas…
Mbak Mega, nah yang ini untuk ibu Megawati Soekarno Putri. Mbak Mega, asyik juga bila disingkat menjadi MM, ini bisa identik dengan Magister Management (mengingatkan kita pada keahlian kepemimpinan tingkat magister). Tapi karena karier kepolitikannya sudah lama, sebutan Mbak Mega ini sudah demikian populer. Tampaknya kata Mega ini pas sekali. Mega dapat berarti besar (ingat megamall), dan bisa jadi diidentikkan dengan besar basis masanya atau besar karismanya. Mega itu juga berarti awan, yang mengandung air hujan yang memberikan kesegaran pada bumi.
Trus asyiknya lagi dua nama ini, Bang Yos : Sutiyoso, dan Gus Dur : Abdurahman Wahid. Enak bukan? Bang dan Gus itu artinya kakak, satu dari sebutan Jawa Timur-an dan satunya lagi dari Sumatra – Betawi. Tampak dari dua kata tersebut, Bang Yos dan Gus Dur ada ketegasan dengan meletakkan Gus dan Bang di depan namanya. Gak asyik bukan bila kita menempatkan, katakanlah kakak Dur atau kakak Yos…. Lagian kan Bang Yos itu pengucapannya tegas dan cepat, (yos! itu mirip jos!). Sehingga pas, bila untuk menggambarkan wataknya, cepat – tegas.
Banyak nama-nama lain yang masih bisa diberikan sebutannya untuk berbagai kepentingan, seperti Sultan H B X, dan Wiranto, juga Hidayat Nur Wahid ataupun Din Syamsuddin dan Amien Rais. Bisa dibikin lebih asyik? yang simpel tapi pas?
Bisa aja kan, pak Wiranto itu jadi Bang Wira, Wira itu adalah kepahlawanan dan keprajuritan sejati. Atau bisa juga AR-DS, yang ini kalau yang hobi ngetik pasti cepat ingat (ingat ASDF!)
Tapi biarlah semua terjadi secara alamiah, paling nggak sebenarnya nama-nama itu buatan dari wartawan juga dan panggiilan sehari-hari, atau bahkan ada yang panggilan kesayangan dari kecil…
Akhirul kalam, begitulah kenyataannya sekarang ini yang paling banyak itu nama panggilan SBY-JK. Besok, kira-kira gimana ya… nama (baik tunggal maupun berangkaian) yang sering menghiasi halaman surat kabar kita? Ditunggu…
Ekhm, tulisan di atas ini bukan untuk bermaksud apa-apa, cuma sekedar menyajikan fakta menarik di sekitar kita. Pikiran kita kan juga akhirnya memunculkan tokoh-tokoh tersebut, karena ya…, itu tadi, bapak-bapak dan ibu-ibu itu udah mulai sering muncul di media sekarang…. Menyambut 2009 :)
Kemarin saya pernah dengar pesta blogger, apa itu? Entahlah. Yang jelas nanti kita ada pesta juga, pesta rakyat, kabarnya namanya itu “pesta demokrasi”, he.. he.. Aroma pestanya sudah kecium.. he..he..
Satu lagi, tulisan di atas bukan prediksi semacam no-to-ne-go-ro loh…