10/05/2008

Laten Branding di Kepala Masyarakat Indonesia

Masyarakat Indonesia, cepat sekali hapal dengan merk, tampaknya mereka lebih mudah mengingat merk daripada nama produknya itu sendiri. Mungkin juga karena kepraktisan penyebutannya.

Dan perlu diketahui tiap industri pasti sangat memikirkan brand (baca: nama pasar) ini. Karena brand itu adalah nilai jual. Bahkan untuk menciptakan brand dan image-nya suatu perusahaan mesti mengeluarkan modal gede-gedean.

Kalo istilah laten branding itu istilah saya sendiri, menandakan sudah mencengkramnya sebuah brand di benak masyarakat. Perhatikan contoh dibawah ini:

Aqua
Setiap air mineral dalam kemasan akan dipanggil dengan aqua. Ini sih tampaknya sudah laten di benak masyarakat Indonesia. Pernah tahu merk “aquaria”? Merk ini ingin mengasosiasikan dirinya dengan aqua, tapi sekarang kalau anda jeli mereka terlahir kembali dengan merk “aguaria”. Mungkin pernah dituntut oleh aqua dulu, mereka jadinya ganti merk.

Honda
Nah kalau di Sumatara Barat, motor itu dibilang “Honda”. Saya tahu banget karena punya teman asal Sumbar.

Levis
Ini biasa terjadi di daerah-daerah kampung. Tiap beli celana yang bertipe jeans, maka mereka akan menyebutnya dengan “celana levis” bukan “celana jeans”. Tapi biasanya “levis” yang beredar itu versi bajakannya. Gue tahu, sebab Oom gua jualan “celana levis” ini di kampung.

Indomie
Ini pakarnya, setiap mie instant biasanya dipanggil dengan Indomie, kalo dulu sebenarnya wajar sebab Indomie masih sebagai pemain tunggal dari pabrikan Indofood (Indofood meraja dengan Indomie, Supermi dan Sarimienya). Tapi sekarang kan Indomie dibayang-bayangi oleh “Indomie sedaap” pabrikan wingsfood, bahkan ada juga “Indomie Kare” pabrikan Orang Tua group… dll

Rinso
Sebutan ini tampaknya sudah sangat merata. Apapun mereknya, kalau beli detergent tetap aja disebut Rinso. Mungkin ada orang yang mau beli “Rinso” dan diberi deterjent merk rinso maka pembeli itu bisa jadi protes: “Saya mau beli Rinso Attack.” Lucu bukan? Kedua merk itu kan saling bersaing…

Beruntung bukan kalo punya laten brand. Asyik bukan? Memang orang Indonesia itu kalau udah loyal, jadi loyalis banget…