Liga Super Indonesia ini berbeda dengan liga yang sudah-sudah, yang paling mencolok adalah peleburan dua wilayah grup menjadi satu wilayah dan penghapusan babak final yang sebelumnya mempertemukan jago-jago tingkat atas dari kedua wilayah tersebut untuk mendapatkan juara sejati. Tentu bukan merupakan suatu hal yang salah bila dikatakan bahwa kini setiap pertandingan adalah final, karena setiap pertandingan akan menentukan siapa yang akan menjadi juara. Memang ketika para raksasa sepakbola tanah air bertemu tanpa sekat wilayah lagi, maka tampaknya bakal lebih mengasyikkan, heboh dan tentu saja: Lebih Super.
Sebelumnya mari kita bersama-sama berdo’a agar liga super ini menjadi tontonan yang super dan super menghibur pula. Dan janganlah sampai terjadi antistesisnya : Super Ricuh.Apa yang sudah pasti super?
1. Nama
Seperti yang kita ketahui bersama, nama yang dipakai untuk Liga Indonesia kali ini adalah: Liga Super Indonesia. Ya, tak diragukan lagi nama liga ini sudah benar-benar super.
Liga Super Indonesia untuk brandingnya, menggunakan nama “Indonesia Super League”, disingkat ISL. Lebih menjual agaknya dan mirip dengan EPL: “English Primer League”.
Memang di bawah logo resmi sepakbola Indonesia ini ditulis ISL. Mengapa tidak menggunakan LSI saja? Mungkinkah takut tersaingi oleh temannya, LSI: Lingkaran Survey Indonesia”? Mengingat LSI versi ini akan sangat popular? Maklum, sedang musim kampanye dan hot-hotnya pemilu.
Tentu jawabannnya tidak. Karena memang pemakaian ISL tampaknya lebih keren dan menjual daripada LSI. Semoga nanti benar-benar menjadi International brand.
2. Sponsorship
Sponsor utama Liga Super ini memang benar-benar sudah super pula: Djarum Super! Rupa-rupanya Djarum Super masih setia dan menganggap sepakbola Indonesia sebagai media promosi yang cukup efektif, meskipun spot iklan mereka dikurangi. Sekarang, dan juga nanti, klub-klub akan terus butuh dan mencari sponsor. Ada yang mau ikutan ngeramein? Supermie mungkin? Atau Superindo? Atau superman? Biar namanya makin beken…
Akhirnya, kita masuk pada sesi selanjutnya. Apa yang diharapkan untuk “menjadi super?”
1. Liga Super Indonesia
Yah, yang terutama diharapkan menjadi super melalui liga super ini adalah liga itu sendiri. Semoga enak disaksikan, menghibur dan berprestasi super. Bukan nama dan sponsernya saja yang super, tapi super secara keseluruhan.
2. Prestasi timnas jebolan Liga Super Indonesia
Kalau dihitung-hitung, anda dan saya mungkin sudah seringkali kecewa dengan penampilan Timnas Indonesia di kancah dunia. Kita rindu prestasi. Sekarang boleh bukan kita berharap lebih banyak dengan format yang baru ini penyelenggaraan kompetisi semakin baik. Sehingga skill dan kualitas pemain sepakbola Indonesia semakin baik pula dan akhirnya mampu berprestasi banyak di kancah internasional.
3. Sisi Entertainment
Waktu liat piala Eropa kemarin, sebelum pertandingan dimulai saya sempat heran, “Loh, kok tribunnya sepi?” Teman saya menjelaskan, ternyata ada kafetaria di dalam stadion! Dan sebelum menyaksikan pertandiangan mereka bisa ngemil-ngemil dulu… bahkan kata teman saya tadi, ada juga stadion yang terintegrasi dengan bioskop, wow! Pengen sih liat suatu saat Liga Indonesia menjadi seperti itu, pertandingan terintegrasi dengan sisi entertainment pendukungnya. Tapi setidaknya, sekarang kita mesti berharap dulu agar pertandingan sepakbolanya yang mesti semakin menarik dan enak ditonton, baru kemudian sisi-sisi pendukungnya.
4. Suporter
Saya berharap banyak pada suporter Indonesia. Please, jangan samakan liga nasional dengan tarkam. Kalo pertandingan antar kampung mungkin bisa dibilang satu kesebelasan dan lawan dari kampung tetangga saling berhadapan dan bermusuhan. Tetapi, Liga Super Indonesia secara sistemik dan strukturalis adalah Milik Bangsa Indonesia.
5. Manajemen
Ini yang paling susah. Setahu saya yang sudah berpengalaman hidup di Indonesia (dibanding orang Inggris), dan pencinta Slank dengan lagu “birokrasi komplexnya”, Indonesia masih kurang peka dengan aspek-aspek manajerial. Sulitnya itu terutama dalam mengambil keputusan antara prioriatas jangka panjang dan jangka pendek, juga melihat kepentingan secara umum dibanding pribadi. Semoga dengan “privatisasi” yang dilakukan ini kemampuan manajerial dan pengolahan sumber daya lebih mumpuni, sehingga produktif untuk sepakbola Indonesia.
6. TV pemegang hak siar dan media
Udah lumayan keren itu ANTV, kemasannya juga lumayan menarik. MNC juga komit dengan sepakbola nasional. Tapi tentu lebih baik bukan untuk lebih menonjolkan branding image dan icon sepakbola Indonesia. Contoh itu liga Inggris, setelah dulu sukses mengangkat David Beckham menjadi artis, maka kemudian sukses juga dengan CR7-nya. Bagaimana dengan “artis” sepakbola Indonesia?
7. Pelaku
Yang terlibat langsung di lapangan: wasit, pemain, pelatih, official, dan hakim garis. Gak lucu kan kalo terjadi pertengkaran terus di lapangan? Kalo sedikit-sedikit sewot. Memang emosi adalah bumbu sepak bola, expect emotion, tapi kalo bumbunya terlalu banyak, bisa-bisa keasinan dan merusak taste secara keseluruhan.
Jangan mau kalah dengan orang Eropa yang jago dalam mengendalikan emosi. Mereka sabar dan tahu dimana meletupkan emosi. Mereka meletupkan emosi setelah menjuarai pertandingan, dengan mengangkat tropi tinggi-tinggi…. Dan mengaraknya keliling lapangan. Bukan disaat pertandingan berjalan dengan baku hantam.
8. Pengurus
PSSI dan pemerintah. Apa mesti diaudit oleh KPK? Tapi menurut aturan FIFA. pemerintah tidak boleh intervensi pada lembaga sepakbola nasional. So? Kesadaran…
Terakhir, Apakah harapan paling super dari digulirkannya liga super itu sendiri?
Kalau saya jawab sih, harapan yang paling super itu adalah: Melihat Timnas Indonesia menjadi juara World Cup.
Oh Tuhan, berikanlah kami kekuatan super… setidaknya mukjizad super sehingga ini menjadi kenyataan..
please visit our partner and let's see Bali Paradise