Angkatan baru
Kami telah meninggalkan engkau,
tasik yang tenang, tiada beriak,
diteduhi gunung yang rimbun
dari angin dan topan.
Sebab sekali kami terbangun
dari mimpi yang nikmat:
"Ombak ria berkejar-kejaran
di gelanggang biru bertepi langit.
Pasir rata berluang dikecup,
tebing curam ditantang diserang,
dalam bergurau bersama angin,
dalam berlomba bersama mega".
Sejak itu jiwa gelisah,
Selalu berjuang, tiada reda,
Ketenangan lama rasa beku,
gunung pelindung rasa pengalang
Berontak hati hendak bebas,
menyerang segala apa mengadang.
Gemuruh berderu kami jatuh,
terhempas berderai mutiara bercahaya,
Gegap gempita suara mengerang,
dahsyat bahna suara menang.
Keluh dan gelak silih berganti
pekik dan tempik sambut menyambut.
Tetapi betapa sukarnya jalan,
badan terhernpas, kepala tertumbuk,
hati hancur, pikiran kusut,
namun kembali tiadalah ingin,
keterangan lama tiada diratap.
Kami telah meninggalkan engkau,
tasik yang tenang tiada beriak,
diteduhi gunung yang rimbun
dari angin dan topan.
Sebab sekali kami terbangun
dari mimpi yang nikmat.
Puisi Oleh: Sutan Takdir Alisyahbana