Apabila ada yang mengatakan kepada janin di rahim, ”Di luar sana ada sebuah dunia yang teratur,
Sebuah bumi yang menyenangkan, penuh kesenagan dan makanan, luas dan lebar;
Gunung, lautan, dan daratan, kebun buah-buahan mewangi, sawah dan ladang terbetang,
Langitanya sangat tinggi dan berbinar, sinar mentari dan cahaya bulan serta tak terkira banyaknya bintang;
Keajaibannya tak terlukiskan: mengapa kau tetap tinggal, mereguk darah, di dalam penjara yang kotor lagi penuh penderitaan ini?
Janin itu, sebagaimana layaknya, tentua akan berpaling tak percaya sama sekali; karena yang buta tak memiliki imajinasi.
Maka, di dunia ini, ketika orang suci menceritakan ada sebuah dunia tanpa bau dan warna,
Tak seorang pun di antara orang-orang kasar yang mau mendengarkannya: hawa nafsu adalah sebuah rintangan yang kuat dan perkasa –
Begitupun dengan hasrat janin akan darah yang memberinya makanan di tempat yang hina
Merintanginya menyaksikan dunia luar, selama ia tak mengetahui makanan selain darah semata.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. III, 53