la datang tanpa mengetuk lalu merangkulku
adapun ia yang licik bernama duka.
Ia bulan jingga neraka langit dadaku
adapun ia yang laknat bernama duka.
Ia keranda cendana dan bunga-bunga sutra ungu
adapun ia yang manis bernama duka.
la tinggal lelucon setelah ciuman panjang
adapun ia yang malang bernama duka.
Puisi Oleh: W.S. Rendra