Di antara patah kepak sayapnya yang putih kemilau
Dijemput tangis anaknya di atas bukit
Apa lagi yang mesti kau tangisi, hai anak!
Tangis tak selamanya menjadi butiran terang
Pecutlah kemarau panjang, ‘kan kau lihat satu
Di antara debu puing Prambanan
Ada kidung perih tak terwujud. Serunya
Di antara tarikan terseok-seoknya andong, ia berdiri
Tangisan anak di atas bukit beterbangan,
Mengitari petak sawah menuju kota,
Melewati Prambanan terselimut hitam. Hitam
Ia pun tertidur di dalam kabut gelap
Dan tak mengenal diri anaknya yang sebenarnya
Tidak juga tentang tangis itu
Puisi Oleh: E M Yogiswara