07/11/2010

PERUMPAMAAN TENTANG ALAT PENOPANG

Oleh: Anthony de Mello

Karena suatu kecelakaan, seorang kepala desa tidak dapat
lagi menggunakan kakinya. Maka ia berjalan dengan alat
penopang. Lama kelamaan ia dapat berjalan dengan cepat -
bahkan ia dapat berdansa dan melingkar-lingkar untuk
menghibur tetangga-tetangganya.

Lalu ia mendapat gagasan untuk melatih anak-anaknya
menggunakan alat penopang. Dalam waktu singkat berjalan
dengan penopang menjadi lambang kedudukan yang tinggi di
desa itu dan semua orang menggunakannya.

Sampai pada keturunan keempat tidak seorang pun di desa itu
dapat berjalan tanpa penopang. Sekolah di desa itu
memasukkan pelajaran "Alat penopang - Teori - Praktek"
matapelajarannya, dan tukang kayu di desa itu menjadi
terkenal karena mutu alat penopang yang mereka hasilkan.
Bahkan dibicarakan kemungkinan untuk mengembangkan alat
penopang listrik, yang digerakkan baterei.

Pada suatu hari seorang pemuda Turki menghadap para penatua
desa dan bertanya mengapa semua orang harus berjalan dengan
penopang padahal Allah telah memberikan kaki kepada manusia
untuk berjalan. Para penatua desa itu merasa geli karena
orang baru ini merasa lebih bijaksana daripada mereka. Maka
mereka memutuskan untuk memberi pelajaran kepadanya. Mereka
berkata, "Mengapa engkau tidak menunjukkan caranya kepada
kami?"

"Baik," kata pemuda itu.

Acara pertunjukan ditentukan akan diadakan pada jam 10.00
hari Minggu berikutnya di lapangan desa. Ketika pemuda itu
berjalan terpincang-pincang dengan alat penopang ke tengah
lapangan, semua orang berada di sana. Dan ketika jam desa
menunjukkan pukul sepuluh, pemuda itu berdiri tegak dan
menanggalkan alat penopangnya. Gerombolan orang itu terdiam
ketika ia melangkah maju dengan berani - dan jatuh
tertelungkup.

Dengan itu semua orang semakin diyakinkan bahwa sungguh
tidak mungkin berjalan tanpa bantuan alat penopang.


Cerita di atas merupakan bagian dari kumpulan cerita Doa Sang Katak - Anthony de Mello, temukan selengkapnya di sini.