04/11/2010

PETAPA DAN GAJAH

Oleh: Anthony de Mello

Pada suatu ketika adalah seorang raja di India yang
mempunyai seekor gajah yang mengamuk. Gajah itu berkeliaran
dari desa ke desa sambil menghancurkan segala sesuatu yang
ia jumpai dan tidak seorang pun berani mengganggunya, karena
gajah itu milik raja.

Pada suatu hari seorang yang menyebut diri petapa akan
berangkat dari suatu desa. Orang-orang di desa itu
mencegahnya karena gajah itu tampak di jalan dan menyerang
orang-orang yang lewat.

Orang itu bergembira karena sekarang ia mendapat kesempatan
untuk menunjukkan kebijaksanaannya yang lebih unggul, karena
ia baru saja kembali dari belajar pada seorang guru yang
mengajarnya untuk melihat Rama dalam segala sesuatu. "Oh,
kalian orang bodoh yang malang!" katanya, "Apakah kalian
sama sekali tidak mempunyai pemahaman mengenai hal-hal
rohani? Belum pernahkah kalian diberitahu bahwa kita harus
melihat Rama dalam setiap orang dan dalam segala sesuatu dan
bahwa semua yang berbuat demikian akan memperoleh
perlindungan dari Rama? Biarlah saya pergi. Saya tidak takut
akan gajah."

Orang-orang berpikir bahwa orang ini rohani begitu sama
seperti gajah itu - begitu gila. Mereka tahu, tidak ada
gunanya berbantah dengan seorang suci. Maka ia mereka
biarkan pergi. Ia belum sampai ke jalan ketika gajah itu
lari ke arahnya, mengangkatnya dengan belalainya dan
memukulkannya pada sebatang pohon. Orang itu mulai berteriak
kesakitan. Untunglah pada saat yang genting itu
pengawal-pengawal raja datang, menangkap gajah itu sebelum
ia membunuh petapa yang dipermalukan itu.

Orang itu sembuh sesudah waktu yang lama. Ia mulai bepergian
lagi. Ia langsung menjumpai gurunya dan berkata, "Pengajaran
yang engkau berikan kepadaku keliru. Engkau menyuruh saya
untuk melihat segala sesuatu diresapi oleh Rama. Persis
itulah yang saya lakukan dan engkau lihat apa yang terjadi?"

Guru itu berkata, "Engkau begitu bodoh! Mengapa engkau tidak
melihat Rama dalam diri orang-orang desa yang mengingatkanmu
akan gajah yang berbahaya itu?"


Cerita di atas merupakan bagian dari kumpulan cerita Doa Sang Katak - Anthony de Mello, temukan selengkapnya di sini.