07/01/2014

Tuhan

Tuhan.......
Hadir-Mu
Bagaikan kabut
Merendah embun
Siramkan sabda
Pada hati yang kering

Hadir-Mu
Tanpa bayang
Dalam seketul roti
Di atas pusara altar suci

Sedari tadi menunggu
Bagaikan pengemis
Berpakaian lusuh
Tertidur pulas
Di pintu hati
Pada lorong yang kering
Dan jiwa yang rapuh


Pada senja yang muram
Yang sedari tadi ingin menggendong malam
Di depan arca Maria Bunda-Mu
Aku bertelut dalam kata
Melafal dalam bisu
Pada bilik pengampunan

“Mea culpa, mea culpa
Mea maxima culpa”
Saya berdosa, saya berdosa
Saya sungguh berdosa

Malam memangku sunyi
Tetenuh
Diam
Pada sebait doa
Dalam air kata-kata


Sebelum malam beranjak pergi
Menjemput pagi
Isyarat makna dalam kata
Pada bunda yang melahirkan kerendahan hati
Ku hunjukan azab syukur
Dan mahligai cinta tak bertepi
Pada nama Ha-Shem
Guru Ilahi dan penyelamat manusia


“tuk bunda Maria ratu yang mengajarkan dan membahasakan kerendahan hati. Dan Tuhan pemberi cinta yang tak kunjung pupus.”


Puisi Karya: Yurgo Purab

Kategori Puisi: Puisi Pesan