Buku ini akan kita temui biasanya pada bagian rak-rak filsafat, karena memang penulisnya adalah seorang filsuf. Paling tidak bila gelar ini sudah cukup disematkan bagi seorang yang berlatar belakang pendidikan filsafat (lulusan S1 sastra Inggris + PS Filsafat Pasca Sarjana UI). Hidup adalah kerja keras dan pengabdian katanya di tengah kata pengantar, dan awal kata pengantar juga diawalinya dengan pertanyaan: “Siapa yang butuh filsafat?” Dian Sastro, mungkin itu jawabannya. J
Sedangkan buku ini sendiri, dipersembahkannya kepada Rieke Diah Pitaloka, “Untuk Istriku…” katanya. Ekhm terkesan feminis bukan? Seperti tertuang juga di salah satu kumpulan artikelnya pada buku yang berjudul feminis laki-laki : Solusi atau persoalan. Rieke sendiri istrinya mas Donny ini (jadi inget sama teman dan tetangga dulu, namanya pasaran!), suatuketika membuat saya tertawa sewaktu membaca artikelnya yang dimuat di harian kompas -isinya saya lupa, sepertinya masalah TKW-, tetapi yang tidak saya lupa ialah dia tulis Rieke Foundation, CHAIR WOMEN di bawah tulisannya. Chair woman? Sekedar penegasan eksistensi kaum wanita kah….. perasaan yang ada itu chairman, bukan chairwoman. Harusnya mbak Pitaloka baca itu feminis laki-laki, halaman 78-79. J
Sudah becandanya. Ngalor ngidul seperti orang filsafat saja. J
Dia, Oom Dony tadi, membagi buku ini menjadi subjek-subjek pandangan filsafat yang digolongkannya sebagai filsafat kontemporer dan kemudian dipecah menurut pandangan tokof/ filsuf yang berkecimpung didalamnya.
Subjek-subjek yang dibicarakannya pada buku ini adalah ateisme, positivisme, neomarxisme, posmodernisme, posmarxisme, etika, fenomenologi, eksistensialisme, filsafat budaya dan hermeunetika.
Contoh simpelnya pada bab pertama, ateisme, dia mengambil tokoh-tokoh yang bicara tentang ateis yaitu Feurbach, Freud, dan tentu saja Nietzsche yang ketiga-tiganya tampaknya adalah tokoh-tokoh yang mendukung ateisme. Dan yang disebut ditengah itu, freud adalah manusia psikologi yang termasnyur dengan psikologi psikoanalisisnya. Yang terakhir itu, si kumis Jerman, sering bilang Tuhan telah mati.
Untuk pertanyaan eksistensi manusia juga coba ditulisnya melalui tokoh yang bernama Sartre dan Kierkegaard, dalam buku oom Donny ini sendiri dua orang ini mewakili dari varian eksistensialisme. Eksistensialisme Jean-Paul Sartre dan eksistensialisme religius Soren kierkegaard. Sarte membahas kesadaran, negasi waktu, kebebasan, dan relasi sosial. Dalam pembahasan kebebasan, ada tulisan Sartre bersabda: “Manusia terkutuk bebas”. Dan dalam Kiekergaard ditulis mengenai bahasan eksistensial: mengapa manusia membutuhkan Tuhan dan tiga tahap eksistensi.
Masih banyak tulisan dan tokoh lain yang dibahasnya, yang di atas tadi hanya sekedar review kecil.
Buku ini, buku genre filsafat memang tergolong buku berat. Banyak tulisan-tulisan Oom Donny lainnya, yang lain yang pernah saya temui adalah Muhammad Iqbal dalam seri tokoh filsafat dan ada beberapa kata pengantar serta penyumbang artikel. Pernah diulas di Kompas juga orang ini.
Sedikit out of conteks, ada pertanyaan cukup menggelitik di benak saya, apa ya yang kira-kira diobrolin oom Donny ama tante Pitaloka di kamar tidur? Mungkin pernah ada kata-kata seperti ini: “Udah mas jangan ngomongin filsafat dulu dong, kitakan lagi ….. ehm.”
Data buku:
Judul : Percik Pemikiran Kontemporer, sebuah pengantar komprehensif
Penulis : Donny Gahral Adian
Penerbit : Jalasutra
Buku : xvi + 242 ; 15x21 cm
Cetakan : Pertama, sebelumnya terbit dalam format buku yang berbeda, masing-masing berjudul Arus Pemikiran Kontemporer (2001) dan Pilar-pilar Filsafat Kontemporer (2002)