Zikir dan doa, dua kata yang sudah kita kenal dalam kehidupan sehari-hari. Dua kegiatan ini dibahas oleh pak Shihab dalam bukunya ini, wawasan alquran tentang dzikir dan doa.
Wawasan Al-quran itu sendiri -bila kita melihat pada pengantar buku Wawasan Alquran, tafsir maudhu’i atas pelbagai persoalan umat terbitan Mizan- merupakan metode pentafsiran dengan metode maudhu’i yaitu metode pentafsiran dimana mufasirnya berusaha mnghimpun ayat-ayat Al-quran dari berbagai surah dan yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya. Kemudian penafsir membahas dan menganalisa kandungan ayat-ayat tersebut sehingga menjadi satu kesatuan utuh (baca: membumikan al-quran, Dr. M Qurasih Shihab).
Tampak dalam buku ini penyajian dua bahasan ini dilakukan secara terstruktur. Buku ini dibagi dua bagian besar sesuai dengan judul yakni bagian yang membahas soal Do’a dan bagian yang membahas tentang Dzikir.
Lima bab awal adalah mengenai makna dan substansi zikir, media dan waktu zikir, bacaan zikir, dampak zikir bagi kehidupan dan diakhiri dengan bahasan mengenai wirid.
Pak Quraish Shihab mengatakan bahwa zikir dapat dipahami dalam pengertian luas dan pengertian sempit. Dalam arti sempit adalah dilakukan dengan lidah saja, dan dalam artian luas adalah tentang kehadiran Allah dimana dan kapan saja serta kesadaran akan kebersamaannya, terhadapa apapun di alam raya ini serta bantuan dan pembelaanNya terhadap hamba-hambanya yang taat. Sedangkan yang direnungkan dalam zikir adalah Allah, Hari-hari Allah, Kitab Allah, tokoh-tokoh yang baik dan buruk serta diri manusia.
Setelah menjelaskan mengenai media, waktu dan bacaan pada bab-bab selanjutnya, Pak Quraish juga menjelaskan dampak zikir dalam dua hal, dampak menjalankan dan dampak mengabaikan dzikir. Dalam bahasan mengenai zikir, pak Quraish juga menjelaskan mengenai wirid.
Disebutkannya: “kendati istilah wirid dalam pengertian di atas tidak dikenal pada masa Nabi SAW, namun ini bukan berarti ia tidak memiliki dasar dari tuntunan agama.” Pengertian di atas tadi tampaknya merujuk pada uraian penjelasan oleh Alwi bin Muhammad bin sahl al husaini (w. 1900m), ketika menulis tentang syarh dan ratib al-haddah, bahwa yang dinamakan hizb, wirid dan ratib pada hakikatnya adalah kumpulan dari zikir, doa dan kegiatan yang mengarah pada Allah yang disusun untuk mengingat, merenung dan memohon perlindungan Allah dari aneka keburukan serta meraih aneka kebajikan. Ia adalah cara “membuka pintu” guna meraih ma’rifat serta pengetahuan. Itu semua disertai dengan kebulatan hati dan tekad mengarah kepada Allah swt. Dalam bab ini pula sedikit dikupas mengenai tarikah.
Mengenai doa’ penjelasan/uraian wawasan dimulai dari do’a dalam kehidupan manusia. Doa disebutkan sebagai bagian dari zikir, Ia adalah permohonan. Selanjutnya diuraikan mengenai kandungan do’a dan tatacara berdo’a dilanjutkan dengan sasaran dan pengabulan do’a. Pada bagian ini juga diuraikan pandangannya atau –wawasan alquran pak Shihab- mengenai tawassul dan rukyah (yang pernah Booming) dan diakhiri uraian mengenai shalawat pada bab ke sepuluh.
Data buku
Judul : Wawasan Al-quran tentang zikir dan doa
Penulis : M. Quraish Shihab
Penernbit : Lentera Hati
Cetakan : Pertama Agustus 2006, Kedua Oktober 2006
Buku : 436 + xii ; 23 cm.