30/10/2007

Pantun

Pernah dulu saya tulis kalo lagu Rasa Sayange itu –sepengalaman saya- merupakan “bungkus pantun”. Sekarang saya jadi ingin tulis pantun, sebagian berasal dari ingatan yang sangat jelas, sebagian remang-remang dan sebagian ciptaan sendiri.


Jalan-jalan ke kota padang
Jangan lupa membeli rendang
Biar mati di ujung pedang
Asal dapat si janda kembang

Jalan-jalan ke bengkulu
Jangan lupa membeli dipan
Kalo dinda mati dahulu
Kanda susul kemudian

Ke pulau sebrang sampan dikayuh
Perlahan gerak laju perahu
Kalau abang pergi jauh
Adinda kan menelan rindu

Jalan-jalan ke kota bali
Tidak lupa membawa lidi
Memang susah cari bini
Banyak yang tak lagi suci

Ayam bekisar ditengah hutan
Ayam petelur potong dahulu
Kalau kanda memang jantan
Bawalah daku ke penghulu

Jalan-jalan ke kalimantan
Jangan lupa bawa perigi
Kalau dinda masih perawan
Kanda pasti akan nikahi

Catatan: saya campur antara yang ciptaaan baru dan hasil ingatan
Nah kalau yang ini pasti sudah sedemikian populer:

Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Mayat menangis di dalam kubur
Teringat badan tidak sembahyang

Kalau ada sumur di ladang
Boleh kita menumpang mandi
Kalau ada umur yang panjang
Kita akan berjumpa lagi

Berakit-rakit kita ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit kita dahulu
Bersenang-senang kemudian

Empat kali empat enam belas
Sempat tidak sempat harus dibalas
(biasa dipakai untuk menutup surat)

Ada lagi sebuah pantun pendek, sering diajarin di TK, tapi sering diusilin

Bapak pegang tongkat
Ibu pegang sapu
Bapak naik pangkat
Ibu jadi guru
(sering diusilin, dengan mengganti “guru” menjadi “babu”)

Atau yang ini, pantun jenaka:
Pak guruh tetangga pak parman
Pak jarot tetangga pak parmin
Tertawa seluruh mahluk hutan
Melihat beruk asyik bercermin

Pantun itu, dengan definisi saya, adalah pandai menuntun. Mengapa dikatakan pandai menuntun, karena pantun itu sampai pada semua ruas-ruas kehidupan. Dia bisa untuk menghibur, dia bisa untuk merayu, dia bisa untuk mengejek, untuk sopan santun dan basa-basi, juga bisa untuk menasihati…
Selain itu, pantun juga gampang untuk dicerna dan diingat mengingat ada rima-nya, yang gampang untuk melekat di kepala.