Ih serem… :o
Begitulah pandangan waktu menonton acara investigasi di Trans TV. Bener-bener karya kreatifitas anak bangsa. Menyulap telur ayam menjadi telur bebek asin. Lha kok Bisa?
Ya bisa toh. Telurnya dicat. Serem bukan. Kalau ada yang masih belum percaya, buktinya itu ada di televisi. Dan lantas di acara itu diceritakan bahwa ada dua macam teknik dan tata cara proses pemalsuan telur bebek tersebut.
1. Telur asin palsu biasa
Wah ini mah gak belajar GMP! Atau HACCP! Masak telur ayam sampe direndam sama air cat selama berhari-hari hanya untuk mendapatkan warna yang serupa dengan warna telur bebek? benar-benar deh, dari segi kreatifitas memang cukup oke (banyak orang gak bakalan kepikiran, apalagi menyempatkan diri untuk berpikir membuatnya). Tapi dari segi kesehatan, gawat! bagaimana kalau catnya meresap ke dalam telur? orang asinnya aja kerasa dan itu merupakan bukti kalo garamnya meresap, pasti ada sebagian zat kimia cat yang ikutan meresap. Walah-walah, apalagi konon cat yang digunakan bukan pewarna makanan, tapi pewarna tekstil..
2. Telur asin palsu instan
Nah yang ini selain mengakali bahan baku, juga mempersingkat waktu produksi. Telur yang memerlukan waktu produksi lama itu dipersingkat hanya dalam sekejap, short time! satu hari saja!. Yakin deh resepnya gak mungkin dimuat di rubrik “sedap sekejap”, apalagi di “selera nusantara”. Ini resepnya: telur ayam, direndam dengan cairan cuka ujung kulitnya biar kulit ujungnya itu lunak, disuntik dengan cairan garam, kemudian direbus, kemudian dicat warna hijau hingga menyerupai warna telur bebek. Jangan lupa, jangan sampai salah memakai warna merah karena bukan hendak membuat telur abang untuk perayaan tujuh belas agustusan, ini hanya semata-mata meniru tampilan luar telur bebek. Terakhir dipoles dengan tepung biar warna menjadi lebih samar.
Dari investigasi dengan search engine gugel dengan kata kunci “sentra produksi telur asin di Jawa Tengah” maka didapatkan dari posisi teratas indeks, bahwa yang merupakan sentra industri itu adalah kabupaten Brebes, bahkan dikatakan sebagai kota telur asin. Ya, memang merupakan praduga, sebab Trans TV tidak menyebutkan daerah tepatnya, tapi cuma menyebutkan pemalsuan terjadi di Jawa Tengah. Terpaksa berspekulasi dengan blind spot analysis kalo yang melakukannya itu daerah sentra industri telor asin. Saya kira sebagian besar anggapan pemirsa juga akan mengarah ke sana. Kalau salah duga dan berasal dari daerah lain yang bukan sentra industri, ya maap. Tapi… Kasihankan kalo orang dari daerah lain yang melakukannya, dan masyarakat luas berspekulasi bahwa daerah sentra produksi tersebut tempat keberadaan oknum pelaksananya.
Dan daerah yang paling rawan untuk melempar produk tersebut adalah daerah-daerah yang memiliki mobilitas tinggi seperti stasiun dan terminal. Lagi-lagi kasihan kan kalo masyarakat malah menganggap daerah pemasaran tersebut menjadi daerah tempat beredar produk abal-abal.
Nah kalo inget sama pohon kelapa yang bisa berguna dari segala bagiannya, maka ternyata ayam pun bisa dibikin akal-akalan dari segala bagiannya, mulai dari ayam tiren (mati kemaren) sampai ayam suntik, telur ayamnya juga dipalsukan jadi telur bebek. uhuy.. Mungkin nanti alat lap (sulak) bulu ayam dipalsuin dengan bulu kumba… ehem…
Dan ada lagi yang lebih ngeri. Kalo natrium klorida buat ngasinin telurnya dipalsuin dengan sianida, arsenik atau pun plutonium… kan lebih danger lagi….