17/11/2007

Ruler of The Land, Komik Pertarungan Dunia Hitam dan Putih


Ruler dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia diterjemahkan sebagai, kb. 1. raja, penguasa 2. Mistar, belebas, penggaris, garisan. Sebenarnya saya bingung untuk mengartikan judul komik ini, maklum saja, bahasa Inggris saya masih cetek he.. he... Tapi yang jelas, judul itu bisa diartikan sebagai “batasan di dunia persilatan” bila kita menggunakan kata ruler sebagai garis atau bisa jadi dapat diartikan dengan “penguasa dunia persilatan” kalau kita mengartikan ruler dengan raja.

Cerita ini sendiri tentang perseteruan dua kubu di dunia persilatan. Seperti telah disampaikan di atas, terjadi garis antara dua kelompok besar di dunia persilatan yang masing-masing pihak hendak menekankan kekuasaan terhadap yang lain. Seperti layaknya cerita Romeo dan Juliet karya William Sakespere, cerita ini sebenarnya memuat kisah percintaan antara pendekar wanita Hwarin dan pendekar lelaki Han Bik Wang. Hwarin ini merupakan cucu dari kaisar pedang yang membawa pedang maryong, cucu dari raja aliran putih. Sedangkan Han Bik Wang seorang Dojon, tuan penguasa pedang naga api murit Cheon Ma Sin Gun si penguasa golongan hitam yang sudah kenyang asam garam di dunia persilatan dan diakui oleh para pesilat. Cerita cinta dari dua dunia yang bertolak belakang dan saling memusuhi…

Dan juga seperti layaknya cerita Sam Pek Eng Tay, cerita ini dimulai dari pengembaraan Hwarin ke rimba persilatan, Hwarin menyamar sebagai laki-laki, dan dalam perjalanan itulah dia bertemu dengan Han Bik Wang yang bermental porny dan juga pemuja wanita. Pertemuan itu membawa kedekatan antara mereka satu sama lain, dan mereka kemudian banyak menghadapi musuh bersama-sama. Mulailah cinta mereka tumbuh, walau digambarkan secara eksplisit melalui gombalan-gombalan dan perhatian dari masing-masing pihak. Sebenarnya mereka berdua ini memiliki watak demokrat, dan sering bertemu dengan para militan dari para pendekar rimba persilatan, baik dari golongan hitam maupun golongan putih, sehingga jalinan konflik yang tragis, lucu dan seru mulai muncul… mereka seolah-olah menjadi pihak ketiga yang ingin bebas dari perseteruan dua kubu, mereka berdua ingin mengikat cinta…

Serunya lagi, Han Bik Wang ini sebenarnya belum mampu mengendalikan pedang naga api secara sempurna, hanya karena bakat alamlah ia mampu untuk mengalahkan musuh-musuhnya, walau dengan trik akal bulus yang cerdik.
Pada judul terakhir mereka berdua melakukan perjalanan ke Gunung Jangbek, pusat aliran putih, tempat tinggal kaisar pedang dan merupakan kampung halaman Hwarin. Sehingga mereka terpaksa menyembunyikan golok naga api, simbol dunia hitam. Tentu pengalaman pulang kampung Hwarin ditemani “sang kekasih ini” akan menjadi suatu hal yang sangat menarik.

Komik ini dari segi pencitraan/ visualisasi/ gambar memang tidak terlalu bagus, apalagi pada awal-awal cerita, lebih mengandalkan humur yang rada-rada porny, kekuatan utamanya sebenarnya adalah alur cerita yang sangat asyik untuk diikuti, dan yang penting menghibur dan tidak membosankan.
Juga lama-kelamaan kualitas gambar kian meningkat, dalam hal ekspresi wajah tokoh-tokohnya pun semakin baik. Karakter tokohnya lucu dan menggelitik, perdebatan antara Hwarin dan Han Bik Wang atau antar tokoh-tokoh lain yang terkesan cerdas, juga kekonyolan-kekonyolan terasa segar. Pintarnya lagi, si pengarang sering menggantung cerita di ujung, seperti sinetron-sinetron indonesia yang mampu membuat keluh-kesah penonton, sedang seru-serunya…. Keluar tulisan: BERSAMBUNG. ..
Seperti apa petualangan yang menunggu mereka di gunung Jangbek? Akan kah cinta mereka berhasil, akankah golongan hitam dan golongan putih bisa bersatu? Silahkan cari komiknya dan ikuti jalan ceritanya.