kita tambatkan sisa gairah semalam pada pagar kawat kita tunggu burung-burung yang lewat atau hinggap akan memainkan syair-syair penuh kesumat angin telah merapat lebih erat kita mencari-cari alamat pada almanak yang terlipat seperti para malaikat yang berjingkat menyembunyikan langkah-langkah kita yang tak kunjung tepat ke kiblat di bawah temaram lampu kita masih bersikeras mengingat-ingat serentet kalimat yang tak termuat dalam surat ; gairah yang terpaksa kita tambatkan pada pagar kawat bersama kerinduan yang segera berkarat
1998
Puisi Oleh: Aris Kurniawan