28/09/2010

DI KOTA LAMA ~ Ahda Imran

Berdiri di antara patung-patung kota lama
seorang perempuan mengenangku dengan tangisan yang aneh
kanal-kanal, hotel dan gedung-gedung pemerintahan
yang kosong. Seorang lelaki berjalan mengusung
sebuah pintu ke arah lengang, memandangku
seperti pertanyaan yang mendesak. Di trotoar,
sebuah kenangan jatuh, menjadi sepotong besi
juga darah. Lalu malam menarik senja dengan kasar
pepohonan bersatu dalam angin, meninggalkan genggaman
tanganku yang jatuh. Ingatanku tergantung di udara,
di antara deru hujan es dan gelepar-gelepar ikan

yang ditinggalkan. Sebuah kota lama, kanal-kanal,
hotel dan gedung-gedung pemerintahan yang kosong, juga
puing-puing tubuh seorang perempuan. Seorang lelaki
mencukur jenggotnya dengan pecahan kaca, memandangku
dan melupakan. Sepanjang trotoar uap napasku
menjadi patung-patung yang mengerikan. Sebuah kenangan
jatuh, sepotong besi, darah dan kata-kata. Ingatanku
terlepas, jatuh di kota berikutnya. Di situ, seorang
perempuan memandangku dengan kebencian yang aneh

1998


Puisi Oleh: Ahda Imran