Sepanjang malam di rambutmu. Angin datang
dari arah perahu dan pulau yang menunggu,
menjadi seorang gadis dan tubuhnya yang harum
suatu hari, cinta menyerahkannya padaku. Sejak itu,
bersama waktu, aku menjadi pengantin. Kami bekerja
siang dan malam, menghadapi musim yang berbahaya,
kebencian yang keras kepala dan seorang pembunuh
yang menjadi pemimpin
Sepanjang malam di tubuhmu. Angin, perahu,
dan pulau. Sejarah telah menjadi sebuah taman kota
dengan daun-daun dan pepohonan yang cemas. Seorang gadis
selalu duduk di situ, membaca Kafka dan tidur
di rerumputan. Cinta menyerahkan tubuhku padanya---
suatu hari di sebuah siang yang membosankan
sejak itu kami menjadi pengantin berikutnya, berlari
siang dan malam, bersama anak-anak kami
yang selalu ingin bergembira, memanjati pepohonan
sambil membakarnya
1999
Puisi Oleh: Ahda Imran