Memberimu kepala batu, lalu aku pergi sebagai kepompong
Tidurmu lampu-lampu dan musik-musik bir sepanjang jalan
sebab ini era bunga, abad ibu, zaman kekupu dan kesejatian cinta
Aku mencari sepi. Di sana akan kugosok cincin kawinmu yang berkarat
Pohon-pohon di kebunku berbaju aluminium
lautku kilauan logam-logam mulia, dan parfumku bahan bakar udara
semua kuwariskan untukmu
Hidup berlangsung seperti cerita hantu, drakula-drakula betina
mengadang matahari, sedang kenangan demi kenangan
menggigil seperti sepeda tuamu yang tertekan jemuran plastik
Ingin kubaca kembali malam biru dan bintang perahu
laguku dan lagumu semoga bertemu tiga ratus tahun kemudian
Budak-budak berkepala tandus. Kulihat Descartes malu dan sedih
ingin mengulang kecupan pertama yang tergesa pada pipi bumi
tapi tak mungkin
Matiku juga mungkin penuh sesal
Bandung, 1999
Puisi Oleh: Arif Senjaya