27/09/2010

KUNANTI MATAHARI DI KOTA INI ~ Adri Sandra

Dengan sebatang lilin menyala, kulihat kota itu
hutan batu yang subur, atap-atap putih dan merah
memanjang di cuaca malam, di atas gelombang angin
yang senantiasa bergerak menghanyutkan keping-keping cahaya
dari kawat-kawat yang kehilangan arus dan apinya
langit di atas masih membujur
Ketika suara-suara mulai meninggi dan merendah
antara klenengan lonceng-lonceng
datang entah dari sudut mana
Kunanti matahari di kota ini, bila lilinku habis tak menyala lagi
ini malam tua dan gelombang angin semakin garang menuju muaranya
kota itu pun kian kelam! cahaya kian jauh, dan suara-suara itu pun bergulung,
hampir pagi menjadi tembang mawar dan kabut
membubung ke separo batas langit dan bumi
bergulung menuruni padang ladang garam, batu-batu paras dan tanah-tanah padas
kota ini jadi sepi
dalam gelap itu kulihat tubuh-tubuh berjalan dan berlari
mencari-cari suaranya di mana bersembunyi
bila lonceng berbunyi sayup, hari kian lengang
cahaya lilin berkedip, embun turun menebal di hutan batu yang subur
matahari pun datanglah!
melipat segalanya jadi sunyi

Padang, 1997


Puisi Oleh: Adri Sandra