Masuklah aku seperti bayang-bayang
menyelusur jantungmu dengan rumus-rumus ilmu bumi
Cintaku kejam bagimu, datang memeras susu kehidupan
pergi menyisakan bara dan puing-puing hitam
Tubuhku merah darah-putih memar, mencabikmu
setiap saat dengan senjata-senjata perang nusantara
Hutan-hutan genting, kuwarnai jalan-jalan dengan mesiu
Pesawat-pesawat bagai capung
hinggap di mana aku ingin hinggap
Mimpi burukku jelas di kotamu, maka kutulis sajak-sajak kesedihan
sebentuk nomor rekening dalam mulut burung-burung
yang melintasi pulaumu dan sebentuk berita belasungkawa di hotmail
Di hatimu aku masih memahat tanah jadi segi tiga, lingkaran, kurva
sebentuk uranium yang mencerai-beraikan syair cintamu
Bandung, 1999
Puisi Oleh: Arif Senjaya