''Happy new day, my people.''
Kukecup kening dingin, hampir berair Ada keluarga cacing berencana datang menghampiri Setelah lalat-lalat itu Cahaya pun menyempit menjadi garis Sebelum akhirnya jatuh kelam Hitam seperti gedung yang hangus terbakar Lengkap dengan bau sampah yang menyengat Dan buih deterjen tak mengalir (Buntu di ujung pintu, seperti politik negeri ini, beberapa waktu lalu) ''Happy new day, my people.'' Bukankah seharusnya kunyalakan lilin kemenangan?
Dan menyantap hidangan pesta dengan menu rezim baru Tapi, sudahlah: ini kesedihan 'kecil' Yang lain telah bertimbun, tak tertulis namanya, berbaris ke nirwana, beberapa waktu lalu Lapar penghabisan telah menjadi kendaraan bagi mereka Bisa saja berangkat dari Irian Jaya, Palembang, Sukabumi Atau sudut-sudut sunyi sebuah kota raya Atau lewat jalan api:
terpanggang karena ingin menghindar dari lapar struktural Airmata telah menghayutkan bekas kehidupannya
''Happy new day, my people.''
1998
Puisi Oleh: Kurnia Effendi