Setiap pengembara buta, yang berbudi atau jahat, Tuhan memaksanya pergi, dikelilingi rantai, menuju ke Hadapan-Nya.
Semuanya berjalan dengan rasa malas sepanjang Jalan ini, kecuali hanya mereka yang diberitahu rahasia-rahasia tindakan Ilahi.
Perintah ”Datanglah engkau dengan terpaksa” ditujukan kepada pengikut yang buta; "Datanglah dengan suka hati" diperuntukkan bagi orang yang dibentuk oleh kebenaran.
Adapun yang pertama, seperti seorang bayi, mencintai Jururawat hanya demi susu, yang lainnya mempersembahkan hatinya kepada Tuhan Yang Maha Lembut.
”Bayi” tidak mengetahui kecantikan-Nya: ia tidak menginginkan dari-Nya kecuali susu semata;
Pencinta Jururawat yang sesungguhnya tidak mementingkan diri, tulus-ikhlas dalam kesetiaan yang murni.
Apakah pencari Tuhan itu mencintai-Nya demi sesuatu selain-Nya atau tidak, agar selalu dapat bagian dari kebaikan-Nya,
Atau mencintai Tuhan demi Diri-Nya, sia-sia berada di samping-Nya, agar tidak dipisahkan dari-Nya.
Dalam kedua hal itu pencarian maupun hasrat itu berasal dari Sumber tadi: hati ini dijadikan tawanan oleh Sang Hati yang sangat mempesona.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. III,4581