Tuhan tidaklah mencipta di bumi atau di langit yang tinggi sesuatu yang lebih gaib daripada ruh manusia.
Dia telah menyingkapkan rahasia segala sesuatu, baik yang basah maupun yang kering, namun Dia menutup rahasia ruh: “ia termasuk urusan Tuhan-ku.”
Karena penglihatan Saksi yang mulia melihat ruh itu, maka sia-sialah tetap bersembunyi daripadanya.
Tuhan disebut “Yang Maha Adil”, dan Saksi itu milik-Nya: Saksi yang adil itu adalah mata Sang Kekasih.
Sasaran Pandangan Tuhan di kedua dunia adalah kesucian hati: tatapan Sang Raja tertuju pada orang yang terkasih.
Rahasia cinta-kasih-Nya yang beramain-main dengan kekasih-Nya adalah sumber dari seluruh tabir yang telah Dia ciptakan.
Oleh karena itu Tuhan kita Yang Maha Pengasih berfirman kepada Nabi pada malam mi’raj: “Kalau bukan karena engkau niscaya tidaklah Kuciptakan alam.”
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. VI, 2877