Ketujuh-puluh golongan ini akan bertahan sampai Hari Kebangkitan tiba: percakapan dan alasan dari orang bid’ah tidak akan gagal.
Banyaknya kunci atas harta benda adalah bukti ketinggian nilainya.
Panjangnya jalan yang berliku-liku, bertebing dan berjurang, serta banyak penyamun yang menghadangnya, adalah petunjuk akan besarnya tujuan perjalanan.
Setiap ajaran yang palsu menyerupai sebuah jalan pegunungan, bertebing curam, dan berpenyamun.
Beriman secara buta adalah berada dalam suatu dilema, karena para pemuka berdiri tegak pada salah satu sisinya: tiap-tiap kelompok bangga dengan caranya sendiri.
Hanya Cinta yang dapat mengakhiri pertentangan, hanya Cinta menjadi penyelamat apabila engkau berteriak meminta tolong terhadap perbedaan pendapat mereka.
Orang yang fasih bicara akan terperangah oleh Cinta: tak berani bertengkar.
Pencinta takut untuk membantah, supaya mutiara mistik jangan sampai jatuh menetes dari mulutnya.
Seolah-olah seekor burung yang sangat indah hinggap bertengger di atas kepalamu, lantas jiwamu gemetar takut ia akan terbang.
Engkau tak berani bergerak ataupun bernafas, engkau menahan batuk, supaya burung itu tidak terbang;
Dan apabila ada yang bicara, engkau akan meletakkan jari di depan bibirmu, berarti, ”Hush!”
Cinta adalah seperti burung itu: membuatmu diam: meletakkan penutup di atas ketel yang sedang menggelegak.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. V, 3221