Telah kutancapkan rinduku di dadamu
Telah kukantungkan kekuatanku di matamu
Meski semuanya membeku
Karena aku tak mampu menjadikan abu
Menggantikan tabur bunga
Aku tak ingin bulan tenggelam malam ini
Kerna aku tengah melihat api membakar rumahmu
Panasnya seperti membakar ketakutanku
Sewaktu tiba giliran kampungku dihanguskan
Mata air Tuhan yang diwariskan pada sungai-sungai
Danau-danau, laut-laut, sumur-sumur,
Tak lagi bisa memandamkan kobaran kesumat
Apalagi air mata yang kita punya
Sekalipun seluruh negri menangis
Puisi Oleh: Bambang J Prasetya