Bila lukamu nganga, jahitlah
Lantas kita merasa sudah biasa
Menjahit tangan, leher dan dada, dengan dalih
Menjaga tanggung jawab semata
Tapi kita tak kan pernah menjahit kepala. Sebab
Di sini tak kan pernah produksi topi
Kita juga sudah biasa
Menjahit kaki, selangkangan dan perut
Tak lupa biasa kita sediakan pintu. Di depan
Kemaluannya. Agar sesekali senjata kita mengintip dunia
Sementara di dada selalu kita sediakan pintu
Untuk dibuka. Agar selalu merasa ksatria
Ya, bila lukamu nganga jahitlah
Tapi tidak untuk mulutmu
Puisi Oleh: Wowok Hesti Prabowo