07/10/2010

Aku dan Kawanku yang Menangis ~ Iswadi Pratama

Sepanjang subuh, kau kunyah-kunyah batu
Tak tahu dimana angin mengucurkan airmatamu
Tak ada laut. Tetapi kudengar suara ombak
Mengumpat-umpat ’nyiur melambai’
Kita terus saja berjalan, entah ke Timur
Atau ke Barat. Tak ada beda, katamu
Kita akan menjadi rambu-rambu, kemanapun pergi
Lantas mengapa kita tak berhenti?
Itulah yang kutangisi, katamu lagi
Lalu kita berpisah di tikungan jalan itu
Mengunyah lagi batu-batu. Sendiri
Kulihat subuh yang abadi dan matahari
Terkubur di bawah bekas-bekas tapak kaki,
Tetapi itu bukan jejakmu juga bukan jejakku


Puisi Oleh: Iswadi Pratama