Matahari telah di penjara
Beramai-ramai. Lalu sepi dan duka
Kota bergegas menutup cita-cita
Langit kemudian hitam kecewa
Semua bersicepat mendapatkan pintu
Sebelum kota tertutup dinding beku
Sepanjang jalan tangis tak lagi terdengar
Tinggal bangkai-bangkai terkapar sepanjang trotoar
Kemudian bintangpun tergantung bisu
Di langit. Wajahnya kelu terhisap waktu
Orang-orang berkejaran. Saling memburu
Ke sana ke mari, memperpanjang rindu
Hanya tanganmu masih setia mencatat
Segala yang lewat. Segala yang sekarat
Puisi Oleh: Sunardian Wirodono