Komputer di atas meja menjajakan peradaban
Debu melekat pada monitor
Asbak-asbak menganga merindukan abu
Puisi termenung sendiri
Wajahnya pucat lesi
Kalender dinding berkibar membawa pekabaran
Lukisan kebakaran hutan, gempa bumi, luka dan trauma
Jam mengeram dalam erang tertahan
Rumus-rumus statistik parametrik menghumus
Obat antseptik dan mesin tik berisik
Pada pilar-pilar waktu
Tiada debar haru
Ada yang merambat dan merayap di segenap urat
Tapi kiamat tak sempat tercatat
Puisi Oleh: Dimas Arika Mihardja