09/10/2010

SOEKARNO-NASSER INSPEKSI RAHASIA

Waktu: Antara 1967-1968 (aku lupa).
Tempat: Wisma Yaso (sekarang Museum Satria Mandala).
Yang hadir: Bung Karno; aku (Guntur Soekarno).
____________________________________________

Pada suatu kesempatan bertemu dengan Bapak di Wisma Yaso yaitu rumah milik pribadi kepunyaannya Dewi di Jl. Gatot Subroto, Slipi, yang sekarang ini oleh pemerintah sudah dijadikan Museum ABRI, maka sebagaimana biasanya setelah selesai makan siang Bapak dan aku ngobrol-ngobrol di ruangan tengah gedung tadi. Bapak berbaring di kursi panjang dan aku duduk di kursi sebelahnya. Agak kejauhan, di salah satu sudut ruangan duduk pula juru rawat dari R.S.P.A.D. yang bertugas menjaga kesehatan Bapak. Di luar, yaitu di beranda sebelah ruangan tadi para penjaga keamanan anak buah Let. Sukotjo dari POMDAM duduk-duduk dengan santai di setiap ujung beranda di atas kursi-kursi rotan yang setengah reot karena tidak terpelihara.
Topik pembicaraan kita waktu itu adalah soal musibah yang menimpa negara sahabat RPA, khususnya Gamal Abdul Nasser pribadi yang saat itu telah mengalami kekalahan dalam perang 6 hari yang mengakibatkan salah seorang pembantunya yang terdekat melakukan bunuh diri karena merasa bertanggung jawab atas kekalahan tadi. Yang dimaksudkan di sini adalah Marsekal Abdul Hakim Amir, kalau tidak salah menteri pertahanan dan panglima Angkatan Bersenjata Mesir saat itu.
+ Pak... gimana ya.. R.P.A. kok keok?! (keok = kalah). Sedih aku jadinya...
- Bapak lebih sedih lagi! ... Apalagi Pak Amir sampai-sampai bunuh diri karena merasa bertanggung jawab atas kekalahan tadi...
Dan ini... coba kau lihat... ini koran-koran kok ya mentolo bilang bahwa Marsekal Amir sebenarnya bukan bunuh diri melainkan disuruh bunuh oleh Nasser... Memang kebangetan... Bapak ndak tahu koran-koran kita ini ambil sumber berita dari mana!! ... Uh... barangkali dari kayangan!!
... inniii ... coba kau baca koran-koran ini!!!
... ini lho bacaaa!!
+ Udah kok Pak, aku udah baca...!
- Lha iyaaa... lalu itu apa kita namanya!! Mosok sahabat kita gitukan! Kau tahu dunia Arab sekarang ini sedang hendak bangkit. Dengan dipelopori oleh pak Nasser mereka seolah-olah sedang dibangunkan dari tidurnya yang selama berabad-abad agar bersatu padu menggembleng tenaga buat menghadapi Zionisme-nya Israel... usaha rakyat Mesir dengan Pak Nasser-nya ini harus kita bela mati-matian... Sebab apa?!?
Sebab bangsa Indonesia adalah bangsa yang anti kepada penjajahan... kolonialisme! Tanah Israel jelas milik rakyat Palestina sebab itu harus kembali ke rakyat Palestina! Kau pro arab atau zionisme haa?!?!
+ p... p... pro... Arab... p... Pak!!
- Heh... baguuuuss!
....................
Kembali soal pak Hakim Amir tadi. Aku mau ceriterakan kau satu pengalaman yang aku alami dengan almarhum semasa hidupnya waktu Bapak ke Mesir... Ho... ho... ho... ini satu pengalaman lucu...
+ Lucunya gimana Pak?
- Begini ceriteranya...
Satu waktu, waktu bapak ke R.P.A., dari Airport Kairo bapak bersama-sama rombongan langsung pergi ke penginapan. Karena hari itu tidak ada acara apapun maka Bapak akan gunakan malam harinya untuk istirahat penuh. Waktu itu bapak betul-betul lelah... kau tahu tulang-tulang bapak rasanya remek semuanya karena padatnya acara-acara perjalanan sebelumnya di negara-negara lain. Pokoknya Bapak hari iru mau istirahat total supaya dalam pertemuan dengan Pak Nasser besoknya Bapak bisa benar-benar segar...
Eeeehhhh... ndak tahunya waktu Bapak sedang liyer-liyer mau tidur, tau-tau datang Sabur ketok-ketok kamar Bapak... langsung ia Bapak semprot sebelum pintu kamar Bapak sempat terbuka keseluruhannya: “Heh, Bur ada apa kau datang malam-malam begini?!?” Aku kan sudah bilang aku mau istirahattt!!!
v ...eh, eh, maaf Pak kami mengganggu, ...i ...i ...inii ...p ...p ....aak...
- Aaapppaaaa... ini... ini... hah!
v Ini... pak... a... ada... u... utusan... dar...
- Dari mannnaaaaaa??? ...persetaaaannn!! ... aku mau molor!! (molor =tidur).
v Ada utusan Presiden Nasser Pak!
- Maneh gelo! ... kunaon maneh teu ngomong ti tadiiiii!!! (kamu gila... kenapa tidak ngomong dari tadi!).
v ?!?!?!?!?!?!...
- Siapa utusannya??
v marsekal Amir pak...
- Di mana dia sekarang?
v ... iiinnniiiiii ....p ...pak ... aya di pengker abdiii... (aya di pengker abdi = ada di belakang saya).
- Laillaha*... silahkan dia masuk cepaaattt!!!
(* baca: Laa ilaaha illallaah)

Setelah Marsekal Abdul Hakim Amir masuk ke kamar Bapak, langsung ia memberikan hormat dengan sikap sempurna... kepada Bapak. (waktu itu bapak hanya memakai kaos oblong dan celana piyama).
- Wah Sdr. Amir maafkan keadaan saya masih begini ...maklumlah sudah mau tidur...
* ... tidak apa-apa Paduka Yang Mulia...
- Ah... ya... sudahlah tidak usah resmi-resmian... mari silahkan duduk...

Setelah Marsekal Amir mengambil tempat duduk...
- Bagaimana Sdr. Amir ada persoalan apa?
* Begini Paduka yang Mulia... eh... Presiden Nasser mengutus kami untuk mengantarkan Paduka Yang Mulia inspeksi... (inspeksi = pemeriksaan terhadap pasukan).
- Inspeksi???... kapan akan diadakan inspeksi??
* sekarang Paduka Yang Mulia...!
- Hoooohhh...?!?!?! Sekarang?... Malam ini???
* Ya... Paduka Yang Mulia...
Presiden Nasser mengundang Paduka Yang Mulia untuk inspeksi malam ini...
- Haaaahhhh... bagaimana... ini... mengapa mendadak sekali??
Apakah Saudaraku Nasser tidak kasihan kepadaku?
Saat ini aku betul-betul sangat lelah sekali... sampai-sampai dokter pribadiku menasehatkan aku agar malam ini benar-benar bisa istirahat... Seperti Sdr. Amir ketahui sebelum ke R.P.A. sini aku sudah berkeliling ke negara-negara yang lain dengan acara-acara yang bukan main beratnya yang menghimpit aku punya fikiran dan phisik. Apakah dalam hal ini Saudaraku Nasser tidak bisa memberikan sedikit kelonggaran buatku dengan tidur tenang malam ini???
.....
* kami akan coba sampaikan Paduka Yang Mulia...
- Tolonglah Sdr. Amir jelaskan pada Saudaraku Nasser mengenai keadaanku saat ini... Aku benar-benar butuh istirahat barang semalam...
Aku tahu bahwa Saudaraku Nasser adalah orang yang luar biasa vitalitasnya dan akupun setuju sepenuhnya kepada pendapatnya bahwa untuk pejoang-pejoang Revolusioner tidak ada istilah “istirahat”... karena Revolusi itu sendiri adalah suatu kontinuitas yang tak pernah istirahat, tetapi... apalah salahnya bila ia memberikan kepada seorang sahabatnya untuk semalam ini saja kesempatan agar bisa tidur dengan nyenyak di Kairo yang indah ini...
* Baik Paduka Yang Mulia kami akan sampaikan pada presiden kami... akan tetapi, Paduka Yang Mulia yang kita inspeksi adalah...
- Yaaaaaa, ... aku tahu kalian baru saja memiliki peralatan-peralatan perang yang mutakhir yang menurut laporan yang aku dapat dari beberapa kalangan bahkan beberapanya merupakan guided misiles yang... Ho... Ho... membuat aku iri!!
* Tapi... paduka Yang Mulia maksud saya bukan itu...
- Aaaahhh... dengan seorang sahabat sejati tidak perlu menutup-nutupi soal. Kaukira aku tidak tahu mengenai perihal persenjataan R.P.A. yang baru? Ha... ha... akupun punya Badan Intel yang jempolan... ho... ho... ho...
* Paduka Yang Mulia... saya tidak menyangkal soal itu! Kami yakin akan kemampuan pertahanan negara Paduka Yang Mulia...
Tapi... eh... soalnya adalah...
- Soal apa lagi?!... kalau bukan itu soalnya??
* Soalnya adalah bahwa Presiden kami mengundang sahabat beliau yaitu Presiden republik Indonesia untuk menginspeksi para penari-penari perut di seluruh pelosok kota Kairo ini! Dan untuk itu kami diperintahkan untuk menyampaikannya pada Paduka Yang Mulia...!
- Oohhh yaaaa??!?!?!?... Ho! ..Ho! ... Ho! ... Hoah... Hoah... Hoah... Hoah!! Kenapa tidak bilang dari tadi!?!?!
- Ehm... tidak sempat... Ehm... Paduka Yang Mulia...
- Sampaikan pada Saudaraku Nasser bahwa Sukarno dari Indonesia akan siap dalam 10 menit!!!