04/11/2010

"SAYA KALAH DUA DOLAR"

Oleh: Anthony de Mello

Sepasang suami-istri pergi mengunjungi kawannya yang tinggal
di bagian lain suatu negeri dan diajak melihat pacuan kuda.
Karena terpesona oleh kuda-kuda yang saling mengejar berlari
mengelilingi lapangan pacuan, kedua orang itu sepanjang sore
terus bertaruh sampai akhirnya mereka tinggal mempunyai uang
tidak lebih dari dua dollar.

Pada hari berikutnya si suami merayu istrinya supaya ia
dibiarkan pergi ke tempat pacuan sendiri. Pada pertandingan
yang pertama ada kuda yang taruhannya lima puluh dibanding
satu. Ia memasang taruhannya dan menang. Ia mempertaruhkan
seluruh uangnya pada lomba berikutnya dan sekali lagi
menang. Sepanjang sore ia bertaruh dan berhasil mengumpulkan
lima puluh tujuh ribu dollar.

Dalam perjalanan pulang ke rumah ia melewati sebuah tempat
judi. Suatu suara dari dalam yang kedengarannya sama dengan
suara yang telah mendorongnya untuk memilih kuda taruhan,
rasanya berkata, "Berhentilah di sini dan masuklah." Maka ia
berhenti, masuk dan berdiri di depan meja rulet. Suara itu
berkata, "Nomor tiga belas." Orang itu menaruh seluruh
limapuluh tujuh ribu dollar yang ia miliki pada nomor tiga
belas. Roda berputar. Bandar judi mengumumkan, "Nomor empat
belas."

Maka orang itu pulang ke rumah dengan kantong sama sekali
kosong. Istrinya menyapanya dari beranda, "Bagaimana
jadinya?"

Suaminya mengangkat bahu dan berkata, "Yang dua dollar juga
amblas."

Coba pikirkanlah Engkau tidak pernah kehilangan lebih
daripada itu apa pun yang kauhilangkan.


Cerita di atas merupakan bagian dari kumpulan cerita Doa Sang Katak - Anthony de Mello, temukan selengkapnya di sini.