Mari bicara..
Tak perlu bermuka masam seperti itu
Apalagi memasang muka sedih berlinang air mata
Kau fikir kau pemain sinetron yang tengah dianiaya ibu tirinya?
Sadarlah...
Kau hidup didunia nyata
Dan dunia nyata memang tak seindah kau fikirkan
Apa kau fikir dengan satu jenis perasaan, lalu takkan ada lagi kesedihan?
Cihh
Untukmu pun aku akan tertawa mengejek
Kau ingat satu kata ini? Satu kata yang berhubungan dan beranak pinak.
Keputusan
Sadarlah,
Kau sudah lancang memutuskan suatu hal yang bukan urusan sepele
Dari keputusan, berpasangan dengan konsistensi, lalu beranak konsekuensi
Keputusan itu keberanian
Konsistensi itu keharusan
Konsekuensi itu pertanggungjawaban
Lalu kenapa sekarang kau mangkir dengan konsekuensinya?
Cukup,
Sekarang aku ganti,
Mari dengarkan !!!
Janganlah jadi pengecut, hanya berkubang pada satu ketakutan
Jangan kau andalkan kelemahanmu itu
Sungguh,
Jika kau masih saja seperti itu,
Aku tidak hanya akan tertawa mengejek kepadamu
Aku akan menangisimu
Seakan-akan kau telah mati
Bener kan?
Coba berikan perbedaannya padaku
Bukalah matamu
Hapuslah air matamu
Kau memang bukan pemain sinetron
Jangankan dibayar, tangisanmu pun tak kan ada yang perduli
Bahagia itu mahal , untuk manusia sepertimu..
Bahagia tak semudah membalikkan telapak tangan
Meskipun kau dengan mudahnya menempelkan stiker smiley dibibirmu
Buka sajalah matamu
Buka sajalah fikiranmu
Buka sajalah hatimu
Masih banyak yang lebih menderita darimu
Meski hatimu terasa sedih ataupun sepi
Ada yang lebih pantas menangis darimu
Kau takkan pernah sendiri
Ada aku...
Puisi Karya: Ufairah An'Nibras
Kategori Puisi: Puisi Harapan / Asa