Bila anda rajin memperhatikan iklan-iklan di televisi maka setidaknya anda akan menemukan macam-macam karakteristik iklan yang ditayangkan. Dari hasil pengamatan pribadi, setidak-tidaknya ditemukan macam dan ragam sebagaimana yang saya kumpulkan dibawah ini:
1. Iklan standar
Iklan standar ini merupakan iklan yang masih polos (walaupun polos iklan toh tetap mencari sasaran tembak pemirsa juga), setidaknya kita akan menemukan dua macam tipe:
a. Iklan yang hanya mendeskripsikan produk
Iklan jenis ini hanya memperkenalkan produk disertai dengan karakteristiknya dan keunggulan produk itu sendiri atau malah cuma memperkenalkan produk dengan adegan-adegan lucu dalam iklannya.
b. Iklan berbanding
Iklan ini membandingkan antara konsumen yang mengkonsumsi dan tidak mengkonsumsi produk tersebut, contoh ialah iklan produk kecantikan, bath room product dan iklan-iklan penghilang bau dan noda.
2. Iklan Hadiah
Iklan ini menjanjikan hadiah yang wah bagi pengkonsumsi atau pengguna jasa yang ditawarkan. Biasanya hadiah dijejerkan dan ditawarkan begitu banyaknya guna menarik minat pemirsa untuk mendapatkannya, benar-benar menggemaskan dan buat kepingin untuk meraihnya. Strategi ini banyak dipakai oleh dunia perbankan. Tapi jangan lupa, kelas sabun colek pun menerapkannya, contohnya: beli tiga biji dapat hadiah piring.
3. Iklan event
Iklan jenis ini ada dalam event-event tertentu, sang pengiklan biasanya bergerak sebagai sponsor acara, kebanyakan pada acara musik dan oleh raga. Sedangkan pengiklan kebanyakan dari produser rokok dan minuman kesehatan.
4. Iklan tematik
Jenis iklan ini biasanya mengikuti hari-hari besar dan event-event besar. Seperti iklan yang bertemakan Hut RI, Hari besar keagamaan, Sumpah pemuda, Hari kartini,dll. Iklannya kadang panjang dan terlihat mewah, sehingga ada kesan membutuhkan budget yang besar untuk memproduksi dan menayangkannya. Tapi biasanya yang punya iklan ini juga perusahaan yang glamor juga.
5. Iklan series
Iklan series ini jenis ikan berseri-seri (series, bukan berseri-seri gara-gara ditolak pacar!) dapat berdasarkan diferensiasi produk, tema, atau bintang iklannya (ikon iklan). Contoh paling sip adalah salah satu produk sabun yang punya beberapa bintang iklan yang cantik, wah dan aduhai. Kalau kurang lagi kluenya saya tambah, iklan sabun ini pernah menayangkan seorang bintang iklannya yang aduhai dan sexy waktu zaman bahelak. Dalam iklannya itu si cantik sexy sedang berada di atas kapal pesiar dan ditayangkannya pas bulan puasa sehingga menuai protes. Ada yang tahu?
6. Iklan bersambung
Pada jenis iklan ini satu iklan dengan iklan lain dibuat secara bersambung dan jalinan cerita yang saling terkait. Contoh, awalnya si cowok membantu ibu-ibu, pada iklan yang kedua diajak makan bareng ketemu ama putrinya, dan yang ketiga waktu lebaran diajak mampir… jadi deh, bisa dibuat lagi kelanjutannya bertemu kembali di pelaminan dan di acara pestanya para tamunya disuguhi oleh sirup yang diklankan itu juga…
7. Iklan diulang-ulang
Jenis iklan yang paling menjengkelkan, tapi sekaligus menarik perhatian dan mudah diingat. Keuntungannya ialah bila nama produknya yang tertanam di kepala, tapi kalo kesalnya yang tertanam malah jadi kontra produktif.
8. Iklan CSR (Corporate Sosial Responsibility)
CSR itu singkatan dari corporate sosial responsibility. Pada intinya ialah pemenuhan tanggung jawab sosial oleh dunia industri/produksi. Lebih jauh lagi dunia industri tidak hanya melakukan segala cara untuk mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya tapi juga harus memenuhi tanggung jawab sosialnya. Iklan CSR ini bercirikan kesantunan dalam beriklan. Sederhanya saja, bila ada produsen yang menyatakan memotong harga untuk membantu kaum miskin bisa dianggap masuk dalam golongan iklan ini.
9. Iklan bertarung
Iklan yang menjawab iklan lain atau bahkan sampai menantang iklan lain yang menawarkan produk yang berjenis dan segmen pasar yang sama. Biasanya pada perusahaan-perusahaan yang bersaing secara oligopoli. Ekhm, dibawah satu ya jelas enol, tapi dibawah enol ya masih ada: bayar aja konsumen pemakainya…
10. Ikan menyisip-nyisip
Iklan ini disisipkan dalam acara-acara. Agak sedikit berbeda memang dengan iklan yang sengaja mensponsori event tertentu, iklan jenis ini ada tapi menyisip-nyisip, contoh liputan arus mudik tapi meliput pos-pos istirahat milik produsen produk tertentu saja, atau si reporter yang memakai emblem produk tertentu di seragamnya. Atau dalam sinetron sengaja ditampilkan sekilas produk merk tertentu. Yang kurang enak dilihat itu ialah iklan yang masuk di acara liputan berita serius. Biasanya di akhir tayangan ada berita ringan, berita yang meliput pedagang jamu misalnya, tapi jelas-jelas itu iklan jamu produk tertentu. Menurut saya kurang sip aja, kan seharusnya berita itu sifatnya netral, kan slot iklan di luar itu ada tersedia…
11. (Ter)iklan(kan) tak sengaja
Pernah lihat ada liputan yang mem-blur logo produk tertentu? Ini adalah antisipasi untuk mencegah iklan tak sengaja ini. Acara wisata kuliner atau liputan objek wisata tertentu merupakan jenis iklan ini, asalkan aja liputan ini bersifat objektif dan tidak diundang amplop… adalagi yang asyik, ikutan talkshow bagi artis yang launching suatu produk baru, kan bisa ditengah acara ngmong: “jangan lupa beli kaset saya ya….”
12. Iklan Blow up
Ini model iklan yang susah dijelasin, kumpulan unik, aneh, anekdot, sekaligus bodoh juga. Gampangnya kalo ada yang memiliki perusahaan sepeda ontel, lantas menggambarkan ontelnya diadu kecepatan ama pesawat Sukhoi di iklannya, dan ternyata yang menang ontelnya! unik bukan…
13. Iklan produk inovasi
Ulfa Dwijayanti merupakan artis yang sering dipakai untuk mengisi iklan jenis ini. Iklan ini karena merupakan produk inovasi, maka mengambil jam tayang yang cukup panjang karena membutuhkan waktu untuk menjelaskan teknik penggunaan dan keunggulan-keunggulan yang dimilikinya. Nah iklan jenis ini banyak macam ragamnya, mulai dari produk olah raga, blender, steam pelangsing, manjangin/meninggikan tubuh, sampai pengencang payudara (emang ngencengin payudara itu hasil inovasi ya). Senyum…
14. Iklan nakal-cerdas
Jenis iklan ini adalah iklan yang tidak memberikan informasi secara jelas kepada pemirsanya. Misalnya saja mengklaim, bunga pinjaman sebesar 0%, lalu di tambahi tanda bintang (*) dan diberi keterangan kecil-kecil ”syarat dan ketentuan berlaku”. Atau produk dilevery bebas biaya kirim, tapi produsennya membebankan biaya kirim dengan sengaja ke harga produk. Atau layanan sms “kata-kata mutiara hari ini” gratis (tapi ngirimnya kan tetep mesti bayar pulsa). Semacam itulah, di bis-bis kan sering ada yang ditempeli stiker “hari ini bayar, besok gratis”, cerdas kah? Atau malah nakal?
15. Iklan mencari traffik pengunjung
Nah iklan ini dapat berupa internal atau eksternal. Yang internal itu contohnya mengiklankan jam tayang film box office atau jam tayang siaran langsung sepak bola. Yang eksternal itu contohnya mengiklankan ke lain media. Bisa mengiklankan alamat situs internet atau frekwensi radio.
16. Iklan layanan masyarakat
Biasanya sih ini kepunyaan pemerintah. Sangat berguna sekali untuk sosialisai program pemerintah. Atau himbauan pada masyarakat luas hal-hal yang penting diketahui, iklan memberantas kemiskinan misalnya, iklan layanan satu atap, ayo bayar pajak, permudahan pengurusan KTP, atau iklan waspada flu burung.
17. Iklan Politik
Tahu sendiri bukan? Bentar lagi menjamur kok, tunggu aja tahun mainnya…
Selain itu satu jenis iklan dapat merupakan hasil kombinasi dari berbagai tipe iklan.
Panjang sekali listnya… Sedikit berfilsafat ria, ternyata bukan hanya manusia yang mengambil berbagai jalan untuk menunjukkan eksistensinya, ternyata produk dan jasa pun banyak jalan yang digunakan untuk menunjukkan keberadaannya. He.. he.. iklan kan hasil produksi manusia juga.
Untuk fungsinya sendiri, sudah disebutkan di atas, iklan memiliki fungsi eksistensi. Perkenalan bahwa produk ini ada, baik itu benar-benar produk awal yang benar-benar baru atau merupakan produk turunan hasil dari pengembangan produk.
Selanjutnya iklan berfungsi untuk bicara mengenai keunggulan produknya. Menyampaikan informasi pada konsumennya tentang mutu dan kualitas produknya. Dan terakhir adalah membangun loyalitas dari konsumen. Karena konsumen harus terus dipelihara agar tidak beralih ke lain hati, apalagi untuk jenis-jenis produk dengan konsumen massa mengambang (contoh: sabun mandi yang gampang banget konsumennya pindah ke produk lain).
Tetapi sebagai pembanding, kemarin barusan liat di TVRI, diskusi pada acara dewan pers menjawab, salah seorang nara sumber mengatakan bahwa sebenarnya pemasangan iklan ini tidak efektif lagi, yang lebih efektif adalah dengan memanfaatkan aspek sosial dan pihak ketiga. Tampaknya yang dimaksudkan sebagai pihak ketiga itu adalah pers dan akademisi. Sebenarnya betul juga ya, kan iklan itu bersifat satu arah sehingga sedikit banyak ada kesan iklan itu mencekoki dan memaksa masyarakat untuk mengkonsumsi produk tertentu, tetapi kan masyarakat sudah mau melihat kualitas produk secara objektif. Sedangkan otoritatif yang memegangnya adalah institusi pendidikan, dan yang berkompeten menyebarkan informasi adalah media. Media di sini maksudnya bukan iklan satu arah, tetapi media yang bisa secara objektif memberikan informasi pada publik tentang produk tersebut.
Eit tapi ini sudah ada bung! Walau masih murni iklan, lihat aja iklan yang mengklaim produknya telah tersertifikasi dan telah ada uji toksin dari universitas tertentu…