30/10/2007

Pelaminan

Pelaminan, hm… ada yang aneh dengan kata-kata ini. Sering kita dengar kata-kata ini, “dua orang berbahagia itu akhirnya naik ke pelaminan”.
Sebenarnya gak ada yang aneh, kecuali bagi-orang-orang yang berpikir panjang (dan juga iseng). Pelaminan… apa ya hubungannya dengan kelamin? Tampaknya dekat sekali. Pe-lamin-an, kelamin mendapatkan imbuhan pe-an dan “ke” nya dihilangkan, jadi lah itu pelaminan.
He..he..he.. pelaminan itu kan identik dengan nikah, nah nikah itu adalah tindakan untuk mensahkan dua pasang anak manusia untuk kawin, nah kawin kan ada hubungan dengan kelamin….
Btw, sudah ngerti kan beda nikah dan kawin. Nikah itu bisa mensahkan untuk kawin… tapi kawin itu tidak bisa untuk mensahkan buat nikah. Tapi…. Hm.. kayaknya bisa juga deh mensahkan nikah dengan kawin lebih dulu, kalo jadi hamil gara-gara kawin tadi gimana? Bisa kan?
Tapi, nikah kan bukan semata-mata untuk kawin, bukan hanya menyatuhkan anak manusia secara fisik aja tapi juga secara batiniah. Tapi sepertinya ini salah juga ya, mungkin benar kalau nikah itu untuk mensahkan persatuan secara fisikli saja? karena notabane orang yang naik ke pelaminan itu kan seharusnya sudah melalui proses penyatuan batiniah melalui proses yang namanya…. Pacaran.
Atau pelaminan itu cuma jadi simbolisme saja? kan banyak juga orang yang sudah kawin (penyatuan secara fisik) sebelum naik ke pelaminan.

Meong… meong… ikan asin di dapur… SERBU!!!!

Cari jalan tengahnya aja deh. Kalo pelaminan itu memang untuk mensahkan melakukan hubungan kelamin dan batiniah. Karena kalau semata-mata hubungan kelamin doang, jadinya pekelaminan bukan pelaminan. Karenah ada unsur batiniahnya disini, tidak semata-mata aspek fisikli, maka diperhalus menjadi pelaminan…..

Berbelit-belit ya? Namanya aja lagi iseng…