“Para pembuat kapal tanker Amerika Serikat menghabiskan masa enam belas bulan untuk menyelesaikan satu tanker yang berbobot 50.000 ton tanker. Bangsa Spanyol bahkan menghabiskan waktu lebih lama untuk membuat kapal yang bermuatan serupa, yaitu dua puluh empat bulan. Tetapi kapal-kapal tanker bangsa Jepang dikerjakan hanya dalam waktu delapan bulan! Satu survei yang dilakukan oleh para ahli barat menunjukkan bahwa faktor yang menentukan adalah kerja tim.”
Paragraf di atas dikutip dari buku “Psikologi Kesuksesan” karya Maulana Wahiduddin Khan, seorang ahli studi Islam dari India. Memang tak ayal lagi keberhasilan bangsa Jepang dalam perekonomiannya menjadi bahan pelajaran banyak orang dan bangsa di seluruh bagian dunia, terutama negara-negara Asia yang secara fisik dan kultur agak-agak mirip. Di India seorang agamawan kontemporer bicara tentang kemajuan Jepang. Di Malaysia Ann Wan Seng, juga mengulas faktor-faktor kesuksesan bangsa Jepang ini dalam bukunya.
Judul asli dari buku Ann Wan Seng ini adalah “Rahsia bisnis orang Jepun”. Dan dialih bahasakan kedalam bahasa Indonesia menjadi “Rahasia Bisnis Orang Jepang”. Tetapi sebenarnya kita semua sudah tahu bahwa ini bukanlah rahasia lagi tetapi sudah menjadi rahasia umum. Ann Wan Seg juga mengakui dalam kata pengantarnya, “Formula ini sebenarnya bukan rahasia lagi. Kita sudah mengetahuinya, tetapi kita tidak pernah menggunakannya. Formula kesuksesan bangsa Jepang mudah dan lebih gampang dari matematika. Untuk mencapai sukses, formula ini harus digunakan dan diperaktikkan”.
Dalam buku ini dikupas secara sistematis apa-apa yang menjadi rahasia bisnis orang Jepang, semua dalam 7 bagian. Bagian-bagian tersebut, bila kita mencermatinya adalah mengenai “Karakter masyarakat Jepang di era modern dan pramodern”, dilanjutkan pada “Etos kerja para pekerja Jepang”, kemudian “Karekteristik khusus organisasi bisnis Jepang”, “Formula keberhasilan ekonomi-organisasi Jepang”, “Karakteristik sosial orang Jepang didunia kerja dan organisasi”, dilanjutkan pada “Masyarakat bisnis Jepang dalam kancah global” serta sebagai penutup adalah pandangan tentang “Keunikan khusus masyarakat jepang”. Jadi isi dari buku ini cukup kompleks dan lengkap.
Ann Wan Seng ini juga penulis “Rahasia bisnis orang Cina, Kunci Sukses Menguasai Perdagangan Internasional” karya sukses dan bestseller di Malaysia dan juga kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Ia lahir dalam keluarga pedagang Cina, dan juga memiliki perusahaan sendiri. Selain bergabung di Setiausaha Agung Kehormatan, Ann Wan Seng juga aktif sebagai kolumnis di Dewan Ekonomi. Penyandang master di bidang Antropologi dan Sosiologi ini juga rajin menulis artikel-artikel bisnis dan ekonomi untuk majalah dan koran-koran Malaysia.
Kelebihan buku ini adalah dari setiap materi artikel diambil saripati mengenai hal-hal menarik kedalam info box, memudahkan kita untuk mengetahui bagian-bagian penting dari artikel. Dan pada bagian akhir artikel diambil suatu kesimpulan mengenai fakta menarik mengenai bisnis orang Jepang, juga diberi box (kotak/tabel khusus). Sebagai contoh pada artikel Transisi dan Perubahan terdapat fakta menarik, “Cara hidup orang jepang: bergerak cepat, berjalan cepat, selalu mengejar waktu, serba cepat, dan tidak membuang waktu”, dan pada bagian Mengapa Tidak Seperti Jepang disertakan pula info box bahwa, “Pada tahun 1975, setiap sembilan hari, seorang pekerja di Jepang menghasilkan sebuah mobil senilai seribu poundsterling”.
Buku ini juga memupus beberapa bias tentang Jepang, saya pribadi selama ini berpikir bahwa masyarakat Jepang itu bersifat individualis, ternyata pandangan ini sama sekali salah, info penting yang didapat dalam buku ini adalah: “Dalam sistem kepengelolaan Jepang, individu tidak penting jika dibandingkan dengan perkumpulan dan organisasi”. Satu hal lainnya ialah, ternyata walaupun negara maju orang Jepang –bahkan para profesornya- tidak pintar menggunakan bahasa Inggris, tetapi mereka sukses mengetahui pengetahuan melalui buku-buku terjemahan. Mereka bangga menggunakan bahasa ibunya.
Buku ini juga merupakan buku komparatif (perbandingan) antara masyarakat Jepang dan Malaysia. Tetapi setelah diterjemahkan, penerjemah berusaha meng-edit buku ini sesuai dengan sudut pandang masyarakat Indonesia. Dalam pengalihan sudut pandang inilah, yang akan terasa kurang berhasil. Ada beberapa hal yang terasa kurang pas ketika “konteks keMalaysiaan” dibawa ke “konteks keIndonesiaan” oleh editor. Ada beberapa bagian yang terasa rancu ketika membacanya.
Kelemahan lain dari buku ini adalah, sering mengulang trik, kunci kesuksesan dan karakter orang Jepang di beberapa bagian materi sehingga terasa tumpang tindih dan kurang menarik. Tapi buku ini tetap benar-benar bagus untuk dijadikan bahan pelajaran, dan bisa menjadi benchmark posisi karakter masyarakat Indonesia terhadap masyarakat Jepang.
Akhirnya, yang terpenting adalah: Malaysia dengan segala keberhasilannya, melalui buku ini pun masih mau belajar dari Jepang, bagaimana dengan orang Indonesia?
Judul : Rahasia Bisnis Orang Jepang, langkah raksasa Sang Nippon menguasai dunia
Pengarang : Ann Wan Seng
Penerbit : Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika)
Cetakan : pertama, 2007
Buku : 301 hal, 21 Cm