Belajarlah dari Ayahmu! Dia yang, tidak membanggakan-diri secara pura-pura,
Dengan air-mata kepedihan dosa-dosanya.
Inginkah engkau, kemudian, tetap berpura-pura tidak leluasa
Dan memanjat pohon Takdir? –
Laksana Iblis beserta anak cucunya yang tak disukai,
Dalam menyanggah dan melawan Ilahi.
Berkah mendahului pengetahuan: apakah perlu bukti?
Dari logika Setan, bahkan dari cinta Adam.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. IV, 1389