Cahayalah yang membuat warna dapat dilihat: di malam hari
Merah, hijau, dan coklat muda hilang dari pandanganmu.
Maka lewat kegelapan engkau pun mengenal cahaya:
Segala yang tersembunyi, oleh kebalikannya dapat tampak.
Karena tak ada kebalikan bagi Tuhan, Dia, melihat segala, menyangkal
Diri-Nya selalu bagi penglihatan yang nisbi.
Dari rimbun yang gelap bagai singa bercahaya,
Tubuh dari Jiwa yang tak tampak meloncat ke dalam cahaya.
Ketika gelombang pikiran dari Laut Hikmah yang dalam
Muncul, ucapan dan suara dipakai untuk mengungkapkan dirinya
Mengalir indah berkilauan,
Kemudian turun dan bercampur dengan gelombang yang jatuh.
Begitu segala yang indah binasa, untuk diperindah kembali
Oleh keindahan Yang Maha Esa, asal dari segala yang indah,
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. I, 1121