Jika mawar telah layu dan taman bunga pun telah musnah, kemanakah kita akan mencari harumnya mawar? Dalam air-mawar.
Karena Tuhan tak dapat dilihat, maka Dia mengutus para Nabi sebagai khalifah-Nya.
Janganlah menyalahkan aku! Adalah salah untuk beranggapan bahwa khalifah dan Dia yang mengutusnya adalah dua.
Bagi pemuja bentuk mereka adalah dua; apabila engkau melepaskan diri dari kesadaran bentuk, mereka adalah Satu.
Selama engkau perhatikan bentuk, kegandaaanlah yang engkau lihat: pandanglah, bukan pada mata, namun pada cahaya yang memancar dari keduanya.
Engkau takkan dapat membedakan cahaya dari sepuluh lampu yang dinyalakan secara serentak, sejauh engkau hadapkan wajahmu pada cahaya semata.
Dalam hal ruhani tiada pemilihan, tiada bilangan, tiada kesaling-sendirian.
Betapa indahnya kesatuan Sahabat dengan para sahabat-Nya! Kejarlah ruh itu dan dekaplah dalam dadamu.
Permalukanlah sikap yang suka memberontak sampai ia punah: temukanlah harta benda Yang Maha Esa!
Singkatnya, dulu kita dan segala sesuatu adalah satu esensi: kita adalah gumpalan bersih seperti air.
Ketika Cahaya yang mempesona mengambil bentuk, ia menjadi bermacam-macam, laksana bayang-bayang bentuk benteng.
Bongkarlah benteng gelap itu, sehingga seluruh perbedaan akan hilang dari tengah-tengah bentuk yang banyak.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. I, 672