Nabi bersabda kepada ’Ali: "Wahai 'Ali, engkau adalah pahlawan yang gagah-berani, engkau adalah Singa Tuhan,
Namun jangan sandarkan dirimu pada keberanian: masuklah ke dalam naungan pohon-Palem harapan.
Masuklah ke dalam naungan (pelindung) Orang Bijak yang tak seorang pun dapat menghentikannya.
Bayangannya di atas bumi ini bagai Pegunungan Qaf, ruhnya bagaikan Simurgh yang membumbung tinggi di angkasa.
Meski kupanjatkan pujiannya sampai Hari Kebangkitan, janganlah mencari tujuan kepadanya.
Matahari Ilahi menyelubungi diri-Nya dalam Manusia: fahamilah rahasia ini, dan Tuhan benar-benar mengetahui apa itu kebenaran.
Wahai, ’Ali, di balik semua amal pengabdian di Jalan adalah bayangan Hamba Tuhan.
Apabila orang lain mencari keselamatan dengan menunaikan kewajiban-kewajiban agama,
Pergilah kau, carilah perlindungan dalam naungan Orang Bijak yang melawan musuh di dalam dirimu.”
Setelah diterima oleh Pir, persembahkanlah dirimu kepadanya: tunduklah, seperti Musa, kepada wewenang Khidir.
Apapun yang mungkin Khidir perintahkan kepadamu, embanlah dengan sabar, agar ia jangan berkata: ”Pergilah, di sini kita berpisah.”
Meskipun dia menenggelamkan perahu, diamlah! Sekalipun dia membunuh seorang anak, jangan renggut rambutmu!
Tuhan telah melukiskan tangannya sebagai tangan-Nya sendiri, karena Dia telah berfirman, ”Tangan Tuhan di atas tangan mereka.”
”Tangan Tuhan” ini membunuh muridnya, kemudian membawanya masuk menuju kehidupan kekal-abadi.
Puisi Oleh: Jalaluddin Rumi, Mas. I, 2950