07/10/2010

BUNG KARNO TARZAN INDONESIA

Waktu: Antara 1957-1960. (persisnya lupa!).
Tempat: Istana Merdeka; Istana Negara; Istana Tampak Siring, Bali.
Yang hadir: Bung Karno; Megawati; Pak Hardjowardojo; para Pengawal Pribadi; aku (Guntur Soekarno)... dan lain-lain.
____________________________________________

Sebagaimana biasanya maka pada hari-hari tertentu di Istana Negara selalu diputar film untuk hiburan bagi Bapak sekeluarga dan para petugas-petugas serta pegawai-pegawai Istana. Film-film yang diputar macam-macam seperti: Cowboy; detektip; drama; perang; roman; science fiction dan lain sebagainya. Yang jadi favourite kita sekeluarga waktu itu adalah film-film cerita Tarzan yang dibintangi oleh Johnny Weismuller bekas juara berenang Olympiade London 48 (?).
Pada suatu hari sehabis menonton film tarzan di Istana Negara...
- Wah... Johnny Weismuller hebat ya Pak!
+ Yo...! Malah menurut Bapak lebih hebat dari Frank Merrill; Herman Brix... tarzan-tarzan tahun 40-an... apalagi berenangnya, betul-betul luar biasa.
- Terang aja dong pak, abisnya Johnny Weismuller kan juara berenang Olympiade!
+ Ooooh... Bapak baru tahu.
- Kalau Bapak bisa berenang nggak?
+ Ooooh... itu perkara gampang!
Berenang Bapak lebih hebat dari Johnny Weismuller...
- Akh... masa?!? Kapan-kapan kita berenang ya Pak! Di Cipanas Saja...
+ Ayolah... tapi kalau di Cipanas jangan; airnya terlalu dingin buat Bapak. Kau kan tahu Bapak punya penyakit encok. Kalau kena dingin bisa kumat! Berenangnya di tempat lain saja...
- Gimana kalau di laut; di Cilincing atau Florida Pak??
+ Waah, Cilincing lautnya dangkal dan kotor sebab dekat pelabuhan... Florida berbahaya buat berenang, terakhir ini bapak dengar ada yang disaut ikan cucut di sana. Di tempat lainlah.
-Abis, di mana dong Pak? Di mana-mana nggak mau! Masa Bapak mau berenang di Manggarai? Kan nanti jadi tontonan...
+ carilah tempat lain yang bagus!
- Naaah!... di Kebon Raya saja Pak. Kan di situ juga ada kolam renang, tertutup laginya...
+ Heemmm... heemmm... (bapak berpikir sejenak).
Boleh! Tapi di situ menurut kabat-kabar angker dan wingit, buat bapak ndak jadi soal... Kau berani tidak berenang di tempat angker???
-Akh, segen Pak kalau tempatnya angker... (aku menjaawab dengan setengah loyo).
Abis kita musti berenang di mana dong ya???

Setelah berfikir sejenak akupun mendapatkan jawabannya...
- Aku sekarang tahu Pak tempatnya yang bagus! Airnya nggak terlalu dingin, tempatnya tertutup; suasana kelilingnya sepi... pokoknya cocok buat kita berenang pak!
+ Di mana itu??
- tampak siring!! Kapan kita ke sana Pak???
+ Wah; masih lama; Bapak sibuk terus akhir-akhir ini. Yaah paling cepat 6 bulan lagi...
- Ya deh pokoknya Bapak janji lho... Kita berenang di situ dan Bapak nanti berenang pake gaya Johnny Weismuller!!
+ Yoooo... itu soal mudah!

Ternyata setelah 6 bulan setelah pembicaraan tadi Bapak belum juga sempat ke Bali karena bertumpuk-tumpuknya pekerjaan sehari-hari. Baru pada tahun mukanya yaitu dalam rangka menulis naskah pidato kenegaraan 17 Agustus bapak istirahat di Tampak Siring bersama-sama aku dan adik-adik. Waktu itu Tampak Siring belum mempunyai Istana yang megah seperti sekarang; Istana tadi masih merupakan suatu pesanggrahan yang sangat sederhana.
Pada suatu hari di pesanggrahan Tampak Siring...
- Pak, Bapak dulu janji mau berenang kalau ke sini. Kapan jadinya?
v Iya Pak, kapan dong? Kan katanya Bapak mau tarzan-Tarzanan seperti Joni Wesmiler! (adikku Megawati ikut nimbrung ngomong. Joni Wesmiler = Johnny Weismuller).
+ Yooo... sudah... besok sekitar jam 11 siang kita berenang.
v Ciiiihuuuui!! Bapak besok jadi Tarzan!!!

Keesokan harinya...
-v Pak... udah siap Pak??
+ Masih jadi juga kita berenang? (Bapak menjawab segan-segan).
-v Lhoo... jadi dong Pak... kan Bapak sudah janji!! Bapak gimana siiihhh!!
+ Ayo, ayo, ayo.....
Perlu diketahui bila kita dari pesanggrahan mau pergi ke kolam renang, kita harus menuruni dahulu tepian bukit tempat di mana pesanggrahan tadi bertengger melalui tangga dari batu yang terdiri dari beratus-ratus anak tangga ke bawah. Waktu itu rombongan terdiri dari antara lain: Bapak; aku; Megawati; Pak Hardjowardojo; kepala rumah tangga Presiden R.I.; para pengawal; pak Kompjang dari Bali Hotel dan lain-lain. Sambil menuruni tangga akupun bercakap-cakap dengan bapak.
- Pak... celana berenang bapak sudah ada?
+ Belum.
- Abis Bapak mau pake apa?
+ Pakau celana kolor saja...
- Hu... u... hu... lucu benar!!

Tiba di kolam renang, aku dan adikku Mega segera ganti pakaian dengan pakaian berenang demikian juga kakak-kakak pengawal yang bertugas mengawal Bapak berenang. Setelah mengadakan warming-up ala kadarnya, aku, adikku Mega lalu kemudian disusul kakak-kakak pengawal satu per satu terjun ke dalam air dan mulai berenang-renang... saat itu bapak belum ganti pakaian tapi masih berkeliling kolam renang melihat-lihat situasi. Baru setelah puas berkeliling, Bapak kemudian membuka pakaian dan tinggal memakai... celana dalamnya.
v Haaa... ha... ha... cihuu... tarzan Indonesia!! (adikku Mega bersorak kegirangan).
- Aaaaaauuuuuooooo!!! (aku berteriak menirukan suara teriakan mautnya tarzan Johnny Weismuller).
-v Aayoo Pak cepet... nyebur!!! Kita balapan berenang!!
Ha... ha... ha ha... ho... ho... ho...

Dengan tenang kemudian Bapak menuju tangga turun kolam renang dan di situ membasahi dahulu tubuhnya dengan air...
-v ...ayooo Pak...! Cepetan!! ...nyebur!!
Tarzannya... nyebur dooongng!!
Setelah membasahi dirinya dengan air bapak kemudian berdiri di ujung teratas dari tangga dan dengan gaya seorang Tarzan sungguhan Bapak meneriakkan teriakan mautnya Sang raja belantara Afrika hasil ciptaan Edgar Rice Bourough itu...
- Aaaaaaaaaaaiiiiiiiiaaaaaaaaiiiiiiiiaaaaaaaaaauuuuuuuuaaaaaaaa!!!... dan secepat kilat ia melompat ke dalam air... gggeeejjjeebuuuuurrr!!!
Semua yang nonton berteriak setinggi langit... hidup Tarzan, horrreeee!!!

Tiba-tiba........................................................
+ Haaaaeeehh... haep... p.. p... haep... pengawal... tttolong... Bbbbapak! Haep... och!... och!... haep!... och!! (haep-haep = suara Bapak minum air kolam renang; och-och = suara Bapak terbatuk-batuk).
Melihat Bapak kelelep buru-buru kakak-kakak pengawal terjun ke air untuk menolong Bapak yang sedang tenggelam dan membawanya ke pinggir kolam renang. Sambil duduk di tangga kolam renang setelah ditolong kakak-kakak pengawal...
+ Och... coh... coh!!!
-v P... p... pak... k... k... kena apa Pak??
+ Och!... bapak... och! ... se... och! ... sebetulnya... och! ... och! ... ndak... bisa... och! ... ber... och! ... och! ... berrenaaangngng!!!
-v Haaah ?!?!?!?!?!?!?!