11/02/2008

Syarat-syarat dan hikmat teman sejati, dalam buku Falsafah Hidup Hamka

Sebelum ini saya meringkas buku Falsafah Hidup karya Hamka, dan juga mengumpulkan kata ibarat dan pantun yang termuat di dalamnya. Guna melengkapi, saya juga memindahkan potongan tulisan Hamka mengenai syarat-syarat teman sejati.

1.Jangan ada maksud yang tak jujur (ada udang di balik batu).
2.Hendaklah dia streng kepada kita pada waktunya, tidak mengambil-ambil muka, bersikap terus-terang, bukan mengia-iakan perbuatan kita, padahal nyata salah. Sanggup dia menyalahkan pekerjaan kita yang salah, walaupiun pahit bagi kita menerimanya.
3.Kalau perlu, dia suka berkorban kepada kita pada waktunya, sebagaimana kita sanggup berkorban pada waktunya pula. Jangan hanya menerima saja, hendaklah sanggup pula memberi.
4.Tahan hatinya melihat perangai kita yang kerap kali berubah-ubah dan tabiat buruk yang ada pada tiap-tiap orang, sehingga tidak bersegera ia naik darah melihat keburukan itu. Bahkan ia sabar. Kelak apabila datang angin baik, suka ia menunjukkan kesalahan kita itu dengan laku yang patut.
5.Dia terus terang kepada kita, tidak pernah membohong, walaupun dengan berdusta itu menurut pertimbangannya akan dapat memelihara hati kita.
6.Dihormatinya rumah tangga kita, dimuliakannya kehormatan kita, dan tidak “lain” pandangannya kepada istri kita.
7.Hendaknya lebih utama budinya dari kita, luas akalnya, mulia tujuannya. Sehingga dibawanya kita ke atas, bukan dijatuhkannya ke bawah.
8.Kalau perlu, dia sanggup mengorbankan apa yang perlu dan mahal buat kita.
9.Dipersetujukannya jalan fikirannya dengan jalan fikiran kita.
10.Rahasia kita disimpannya, tidak diupat-gunjingkannya di belakang kita. Zahir dan batinnya sama rata didalam perkara-perkara yang berhubungan dengan kita.

Beberapa hikmat tentang persahabatan:

1.Persahabatan adalah satu-satunya pintu kebebasan kita. Banyak perkara yang tak dapat kita nyatakan kepada istri sekalipun, tetapi dapat dinyatakan kepada sahabat. Persahabatan yang jujur adalah salah satu tangga kenaikan.
2.Supaya beroleh sahabat, hendaklah diri sendiri cakap untuk disahabati orang.
3.Sahabatmu suka kepadamu, tetapi tidaklah tiap-tiap orang yang suka kepadamu sahabatmu.
4.Kesenangan hidupmu memperbanyak teman, tetapi bukti persahabatan yang setia adalah diwaktu kesukaran.
5.Yang semulia-mulia kewajiban bersahabat ialah mengetahui kehendak dan kemauan sahabatmu sebelum dikatakan. Dan perkenankan permintaannya sebelum dimintanya.
6.Kalau mempunyai banyak sahabat, janganlah jadi sahabat orang seorang.
7.Kalau sahabatmu tertawa, hendaknya dikatakannya apa sebab dia senang; kalau sahabatmu mengis, engkau mesti periksa apa penyebabnya dia susah.
8.Jika engkau memberi sesuatu kepada sahabatmu, berarti memberikan kepada diri sendiri.
9.Pengobat jerih manusia adalah dua, pertama: iman kepada Allah, kedua: percaya kepada sahabat.
10.Bila orang telah merasa dirinya besar, dia lupa akan salahnya. Hanya sahabat yang setia yang sanggup membuka matanya.
11.Kalau sahabatmu telah banyak menyelidiki keadaan engkau, bukanlah buat diampuninya.
12.Teman yang “berudang dibalik batu”, adalah seumpama anjing di tepi jalan, yang ditujunya hanyalah tulang yang akan dilemparkan kepadanya, bukan tangan yang melemparkan tulang itu.
13.Cemburu perempuan kepada perempuan, memutuskan tali persahabatan.
14.Bila seorang perempuan telah sudi mengulurkan tangan persahabatan, alamat umurmu telah lepas dari zaman bercinta.